Pintar Pelajaran Proses Pembentukan Ovum Dan Siklus Mentruasi Pada Wanita
Proses Pembentukan Ovum dan Siklus Mentruasi pada Wanita - Proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Perhatikan Gambar 1. Proses ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio sampai dewasa, oogonia (sel induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogonium pada masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit primer. Saat embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase profase. Kemudian oosit primer ini berhenti membelah sampai masa pubertas. (Baca juga : Sistem Reproduksi pada Wanita)
Gambar 1. Oosit sekunder di tuba fallopii |
Saat perempuan mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses meiosis I. Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut tubuh polar pertama. Perhatikan Gambar 2.
Gambar 2. Tahap oogenesis |
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga. Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunder dan tubuh polar pertama melanjutkan pembelahan dengan melaksanakan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal dengan istilah ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berubah menjadi korpus luteum.
Korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron akan menghambat LH
yang memungkinkan bertahannya korpus luteum. Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum tetapi oosit sekunder pada tahap metafase II. Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder dan tubuh polar pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit sekunder menghasilkan 1 ootid dan 1 tubuh polar kedua, sedangkan badan polar pertama akan menghasilkan dua tubuh polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan, ootid berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga tubuh polar yang menempel pada ovum akan mengalami degenerasi.
Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi akan menuju uterus. Sementara itu, hormon progesteron dihasilkan dan akan menghipnotis penebalan dinding uterus sehingga siap terjadi implantasi. Jika sel telur ini tidak dibuahi akan luruh dan dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang terbentuk pada dinding uterus. Terjadinya menstruasi pertama membuktikan seorang wanita mengalami pubertas. Pubertas selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan aktifnya hormon seksual pada wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik pada perempuan dan terjadinya menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya tumbuhnya payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan.
Selain fisik, pubertas juga menghipnotis psikologi wanita. Secara psikologis seorang perempuan yang sudah memasuki masa pubertas akan menunjukkan sifat feminin, di antaranya bahagia berdandan, cenderung mengedepankan perasaan, sehingga perasaannya gampang tersentuh. Apabila sedang menghadapi suatu masalah, perempuan akan cenderung mencari seorang teman untuk mencurahkan permasalahannya.
Pada perempuan terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Siklus menstruasi pada umumnya berlangsung selama 28 hari, tetapi ada juga yang berlangsung 21 hari bahkan 30 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari empat fase sebagai berikut.
Siklus Menstruasi
Gambar 3. Siklus Menstruasi |
1–5 hari
Fase Menstruasi
Menurunnya progesteron dan estrogen menjadikan pembuluh darah pada endometrium menegang, sehingga menjadikan suplai oksigen menurun. Karena tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai dengan luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam endometrium, menjadikan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui v*gina. Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung antara 5–7 hari.
6–10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)
Terjadi proses penyembuhan akhir pecahnya pembuluh darah. Fase ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon ini merangsang pertumbuhan endometrium yaitu dengan mempertebal lapisan endometrium dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.
11–18 hari
Fase Fertil
Meningkatnya hormon estrogen sanggup memacu dihasilkannya LH. Apabila LH meningkat, maka folikel memproduksi progesteron. Hormon-hormon ini berperan mematangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi adalah lepasnya ovum dari ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii. Pada dikala menyerupai ini, perempuan tersebut dalam masa fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.
19–28 hari
Fase Luteal
Pada dikala ovulasi, folikel Graaf pecah berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima embrio. Pada dikala ini endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.
Gambar 4. Grafik fungsi hormon reproduksi |
Pubertas dan Menopause
Pubertas merupakan tahap perkembangan manusia, ditandai dengan terjadinya pematangan organ reproduksi dan mulai pertama kali dihasilkannya gamet (sel kelamin). Sementara itu, menopause merupakan masa berhentinya kerja hormon-hormon reproduksi pada wanita. Sehingga organ-organ reproduksi sudah tidak mampu menghasilkan sel telur. Kondisi ini menyebabkan berhentinya siklus menstruasi. Menopause ini biasa terjadi pada perempuan usia 45 atau 55 tahun. Akan tetapi, terjadinya pubertas dan menopause pada setiap manusia berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan nutrisi dan psikologi setiap orang yang berbeda-beda pula.
Anda kini sudah mengetahui Proses Pembentukan Ovum. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
0 Response to "Pintar Pelajaran Proses Pembentukan Ovum Dan Siklus Mentruasi Pada Wanita"
Post a Comment