Pintar Pelajaran Laktasi Dan Proses Pembentukan Air Susu Ibu (Asi)
Laktasi dan Proses Pembentukan Air Susu Ibu (ASI) - Setelah bayi dilahirkan, tahap berikutnya yang dilakukan pada bayi adalah laktasi. Laktasi ialah fase pemeliharaan dan perawatan bayi yang salah satunya memperlihatkan air susu ibu (ASI). [1] Sistem kontrol endokrin hormonal mendorong produksi susu selama kehamilan dan pada beberapa hari pertama sehabis melahirkan. Dari ahad ke dua puluh empat kehamilan (trimester kedua dan ketiga), badan perempuan memproduksi hormon yang merangsang pertumbuhan sistem kanal susu di payudara. Progesteron mempengaruhi pertumbuhan ukuran alveoli dan lobus (kadar yang tinggi dari hormon progesteron, estrogen, prolaktin, dan hormon lain menghambat laktasi sebelum kelahiran). Kadar hormon tersebut kemudian akan menurun sehabis kelahiran, sehingga memicu timbulnya produksi susu. Setelah kelahiran, hormon oksitosin akan mengkontraksi lapisan otot polos dari sel yang mengelilingi alveoli untuk memeras susu masuk ke dalam sistem saluran. Oksitosin juga diharapkan untuk refleks ejeksi air susu atau terjadinya let-down. Let down terjadi akhir isapan bayi pada puting, kemungkinan juga terjadi untuk merespon suatu kondisi, contohnya pada ketika bayi menangis. Laktasi juga sanggup disebabkan oleh kombinasi stimulasi fisik dan psikologis, obat-obatan, atau kombinasi dari metode ini. [2] (Baca juga : Sistem Reproduksi pada Wanita)
Gambar 1. Bagian payudara manusia |
1. Menyusui Bayi [2]
Menyusui ialah memberi makan bayi atau anak kecil dengan ASI langsung dari payudara insan (yaitu, melalui laktasi) dan tidak memakai susu formula. Bayi mempunyai refleks mengisap yang memungkinkan mereka untuk menghisap dan menelan air susu. Para mahir merekomendasikan bahwa belum dewasa harus disusui dalam waktu satu jam sehabis melahirkan, ASI langsung selama enam bulan pertama, dan kemudian ASI hingga usia dua tahun dengan masakan pendamping yang sesuai dengan usia, serta dukungan masakan yang bergizi cukup dan aman. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa sehabis 6 bulan dukungan ASI eksklusif, bayi harus terus menyusui "selama satu tahun dan selama saling diinginkan oleh ibu dan bayi". Nutrisi yang tidak memadai ialah penyebab yang mendasari maut lebih dari 2,6 juta belum dewasa dan lebih dari 100.000 ibu setiap tahunnya. Beberapa ibu bekerja memerah air. susu untuk dipakai ketika anak mereka sedang dirawat oleh orang lain.
Menyusui ialah keputusan yang sangat pribadi. Banyak perempuan mempunyai kepercayaan dan perasaan perihal apakah mereka mau atau tidak untuk menyusui. "The American Academy of Pediatrics dan the American Dietetic Associating mempromosikan dukungan ASI sebagai sumber nutrisi terbaik dari bayi". ASI ialah nutrisi lengkap yang gampang dicerna oleh bayi, sehingga mengakibatkan bayi lebih sering makan lantaran dicerna lebih cepat. Menyusui juga membantu dalam pengembangan rahang bayi dan memperkuat rahang anak. Selain itu sanggup juga mengurangi alergi, mengurangi risiko diabetes dan silika dan mengurangi risiko SIDS. Ada juga manfaat yang masih kontroversial berupa penurunan risiko obesitas di masa remaja dan perkembangan kognitif. Keuntungan bagi ibu antara lain: membantu dalam penyusutan rahim, mengurangi risiko kanker payudara, mengurangi depresi, dan mengurangi risiko osteoporosis. Menyusui juga merupakan pengalaman ikatan bagi ibu dan bayi biar jauh lebih nyaman .
Menyusui sudah terjadi semenjak zaman dahulu hingga sekarang, Pada kala 18 dan era industrialisasi kala ke-19 di dunia Barat, banyak ibu-ibu di pusat-pusat perkotaan mulai sulit untuk menyusui lantaran persyaratan pekerjaan mereka. Menyusui menurun secara signifikan pada tahun 1900-1960, oleh lantaran perilaku sosial yang semakin negatif terhadap praktek dan pengembangan susu bayi formula, dari tahun 1960-an dan seterusnya, menyusui mengalami kebangkitan yang terus menerus hingga tahun 2000-an, meskipun beberapa perilaku negatif terhadap praktek menyusui masih tetap ada.
Di bawah perawatan kesehatan modern, air susu ibu dianggap merupakan bentuk yang paling sehat dari susu untuk bayi. Menyusui sanggup menguntungkan bagi kesehatan ibu dan bayi serta membantu mencegah penyakit. Proses menyusui yang lebih usang juga telah dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik pada masa kanak-kanak hingga menjadi remaja. Para mahir setuju bahwa menyusui bersifat menguntungkan dan mempunyai kekhawatiran perihal imbas susu formula buatan. Artificial feeding dikaitkan dengan lebih banyak maut akhir diare pada bayi pada negara berkembang dan negara maju. Namun demikian, beberapa pengecualian sanggup dilakukan, menyerupai ketika ibu mengkonsumsi obat-obatan tertentu, menderita TB (Tubercolosis) atau terinfeksi dengan T-virus lymphotropic. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa otoritas nasional di setiap negara untuk memilih cara menyusui yang terbaik untuk menghindari transmisi virus HIV dari Ibu ke anak.
2. Pengaruh Hormonal pada Proses Menyusui [3]
Dari ahad ke dua puluh empat kehamilan (trimester kedua dan ketiga), badan perempuan memproduksi hormon yang merangsang pertumbuhan sistem kanal susu di payudara. Beberapa hormon yang berperan dalam proses menysusui ialah sebagai berikut :
a. Hormon Progesteron mempengaruhi pertumbuhan ukuran alveoli dan lobus, tingkat progesteron yang tinggi menghambat laktasi sebelum kelahiran. Penurunan tingkat progesteron sehabis kelahiran memicu timbulnya produksi air susu yang berlebihan.
b. Hormon Estrogen merangsang berkembangnya sistem kanal susu. Seperti progesteron, tingkat estrogen yang tinggi juga menghambat laktasi. Tingkat estrogen juga akan menurun ketika melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan pertama menyusui. Ibu menyusui harus menghindari metode pengendalian kelahiran berbasis estrogen, oleh lantaran lonjakan kadar estrogen sanggup mengurangi pasokan ASI.
c. Hormon Prolaktin berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan dan diferensiasi alveoli, dan juga mempengaruhi diferensiasi struktur duktal. Tingginya kadar prolaktin selama kehamilan dan menyusui juga meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan kadar faktor pertumbuhan (IGF-1) dan memodifikasi metabolisme lipid dalam rangka persiapan untuk menyusui. Selama menyusui, prolaktin ialah faktor utama yang menjaga persimpangan sempit dari epitel duktal dan mengatur produksi susu melalui keseimbangan osmotik.
d. Hormon pertumbuhan secara struktural sangat menyerupai dengan prolaktin dan memperlihatkan bantuan berupa fungsi galaktopoietik-nya.
e. ACTH (adreno-cortico-tropic hormone) dan glukokortikoid mempunyai fungsi penting untuk merangsang laktasi pada beberapa jenis hewan. ACTH diperkirakan berkontribusi terhadap laktasi lantaran secara struktural menyerupai dengan prolaktin. Glukokortikoid berperan sebagai regulating kompleks dalam pemeliharaan persimpangan sempit pada kanal ductal.
e. TSH ialah hormon galaktopoietik yang sangat penting dimana kadarnya meningkat secara alami selama kehamilan.
f. Hormon Oksitosin mengkontraksi otot polos rahim selama dan sehabis kelahiran, dan selama orgsme. Setelah kelahiran, oksitosin mengkontraksi lapisan otot polos dari sel-sel menyerupai pita yang mengelilingi alveoli untuk memeras susu yang gres diproduksi ke dalam sistem saluran. Oksitosin diharapkan untuk refleks ejeksi susu, atau terjadinya let-down.
g. Laktogen plasenta insan / Human placental lactogen (HPL). Dari bulan kedua kehamilan, plasenta melepaskan sejumlah besar HPL. Hormon ini sepertinya berperan pada payudara, puting, dan pertumbuhan areola sebelum kelahiran.
h. Hormon yang merangsang folikel / Follicle stimulating hormone (FSH)
i. Hormon luteinizing / Luteinizing hormone (LH)
Pada bulan kelima atau keenam kehamilan, payudara siap memproduksi susu. Ada juga kemungkinkan untuk menginduksi laktasi tanpa adanya kehamilan.
3. Diferensiasi Sekretori [3]
Selama simpulan kehamilan, payudara perempuan memasuki tahap sekretori Diferensiasi. Tahap ini ialah ketika payudara menciptakan kolostrum (cairan kekuningan yang tebal). Pada tahap ini, tingginya tingkat progesteron menghambat sebagian produksi susu. Hal ini tidak menjadi perhatian medis bila seorang perempuan hamil mengalami kebocoran kolostrum sebelum kelahiran bayinya, hal ini juga bukan merupakan indikasi produksi air susu di kemudian hari.
4. Aktivasi Sekretorik [3]
Saat kelahiran, kadar prolaktin tetap tinggi, sedangkan terjadi penurunan mendadak pada kadar progesteron, estrogen, dan HPL. Penurunan kadar progesteron akhir kadar prolaktin yang tinggi merangsang produksi susu yang berlebih pada Aktivasi sekretorik.
Ketika payudara dirangsang, kadar prolaktin dalam darah meningkat, puncaknya terjadi sekitar 45 menit, dan kembali pada keadaan pra-menyusui sekitar tiga jam kemudian. Pelepasan prolaktin memicu sel-sel dalam alveoli untuk memproduksi air susu. Prolaktin juga tertransfer ke dalam ASI. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa prolaktin dalam air susu lebih besar pada ketika produksi susu yang lebih tinggi, dan akan menurun ketika payudara sudah penuh. Prolaktin cenderung mencapai tingkatan tertinggi pada jam 2:00-6:00 pagi.
Hormon lainnya, terutama insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terlibat, namun tugas hormon-hormon tersebut belum dipahami dengan baik. Meskipun penanda biokimia memperlihatkan bahwa Aktivasi sekretorik dimulai sekitar 30-40 jam sehabis kelahiran, ibu biasnya tidak mencicipi penuhnya payudara oleh ASI hingga 50-73 jam (2-3 hari) sehabis kelahiran .
Kolostrum ialah susu pertama yang diterima oleh bayi pada ketika menyusui. Kolostrum mengandung jumlah sel-sel darah putih dan antibodi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan susu “matang” (susu yang diterima bayi sehabis kolostrum). Selain itu kolostrum mempunyai kandungan immunoglobulin A (IgA) sangat tinggi yang berfungsi untuk melapisi lapisan usus bayi yang masih rentan, dan membantu untuk mencegah patogen menyerang sistem imunitas bayi. Sekretori IgA juga membantu mencegah alergi makanan. Selama dua ahad pertama sehabis melahirkan, produksi kolostrum perlahan-lahan memperlihatkan jalan untuk ASI yang “matang”.
5. Kontrol Autokrin - Galaktapoiesis [3]
Sistem kontrol endokrin hormonal mendorong produksi susu selama kehamilan dan beberapa hari pertama sehabis melahirkan. Ketika pasokan susu lebih stabil, sistem kontrol autokrin mulai terjadi.
Selama tahap ini, lebih banyak susu yang dikeluarkan dan dihasilkan oleh payudar. Penelitian juga memperlihatkan bahwa ketika air susu di payudara lebih cepat habis maka hal ini sanggup meningkatkan tingkat produksi susu. Dengan demikian pasokan susu sangat dipengaruhi oleh seberapa sering bayi menyusui dan seberapa baik ia bisa mentransfer susu dari payudara. Pasokan ASI yang rendah biasanya mempunyai beberapa penyebab menyerupai :
a. tidak cukup sering memperlihatkan serta memompa ASI.
b. ketidakmampuan bayi untuk mentransfer susu secara efektif, antara lain disebabkan oleh :
1. Defisit struktur rahang atau mulut
2. Teknik penempelan yang tidak sesuai
c. gangguan endokrin pada ibu (kasus langka)
d. jaringan payudara yang hipoplastik
e. asupan kalori yang tidak memadai atau malnutrisi pada ibu
Menyusui ialah memberi makan bayi atau anak kecil dengan ASI langsung dari payudara insan (yaitu, melalui laktasi) dan tidak memakai susu formula. Bayi mempunyai refleks mengisap yang memungkinkan mereka untuk menghisap dan menelan air susu. Para mahir merekomendasikan bahwa belum dewasa harus disusui dalam waktu satu jam sehabis melahirkan, ASI langsung selama enam bulan pertama, dan kemudian ASI hingga usia dua tahun dengan masakan pendamping yang sesuai dengan usia, serta dukungan masakan yang bergizi cukup dan aman. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa sehabis 6 bulan dukungan ASI eksklusif, bayi harus terus menyusui "selama satu tahun dan selama saling diinginkan oleh ibu dan bayi". Nutrisi yang tidak memadai ialah penyebab yang mendasari maut lebih dari 2,6 juta belum dewasa dan lebih dari 100.000 ibu setiap tahunnya. Beberapa ibu bekerja memerah air. susu untuk dipakai ketika anak mereka sedang dirawat oleh orang lain.
Menyusui ialah keputusan yang sangat pribadi. Banyak perempuan mempunyai kepercayaan dan perasaan perihal apakah mereka mau atau tidak untuk menyusui. "The American Academy of Pediatrics dan the American Dietetic Associating mempromosikan dukungan ASI sebagai sumber nutrisi terbaik dari bayi". ASI ialah nutrisi lengkap yang gampang dicerna oleh bayi, sehingga mengakibatkan bayi lebih sering makan lantaran dicerna lebih cepat. Menyusui juga membantu dalam pengembangan rahang bayi dan memperkuat rahang anak. Selain itu sanggup juga mengurangi alergi, mengurangi risiko diabetes dan silika dan mengurangi risiko SIDS. Ada juga manfaat yang masih kontroversial berupa penurunan risiko obesitas di masa remaja dan perkembangan kognitif. Keuntungan bagi ibu antara lain: membantu dalam penyusutan rahim, mengurangi risiko kanker payudara, mengurangi depresi, dan mengurangi risiko osteoporosis. Menyusui juga merupakan pengalaman ikatan bagi ibu dan bayi biar jauh lebih nyaman .
Menyusui sudah terjadi semenjak zaman dahulu hingga sekarang, Pada kala 18 dan era industrialisasi kala ke-19 di dunia Barat, banyak ibu-ibu di pusat-pusat perkotaan mulai sulit untuk menyusui lantaran persyaratan pekerjaan mereka. Menyusui menurun secara signifikan pada tahun 1900-1960, oleh lantaran perilaku sosial yang semakin negatif terhadap praktek dan pengembangan susu bayi formula, dari tahun 1960-an dan seterusnya, menyusui mengalami kebangkitan yang terus menerus hingga tahun 2000-an, meskipun beberapa perilaku negatif terhadap praktek menyusui masih tetap ada.
Di bawah perawatan kesehatan modern, air susu ibu dianggap merupakan bentuk yang paling sehat dari susu untuk bayi. Menyusui sanggup menguntungkan bagi kesehatan ibu dan bayi serta membantu mencegah penyakit. Proses menyusui yang lebih usang juga telah dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik pada masa kanak-kanak hingga menjadi remaja. Para mahir setuju bahwa menyusui bersifat menguntungkan dan mempunyai kekhawatiran perihal imbas susu formula buatan. Artificial feeding dikaitkan dengan lebih banyak maut akhir diare pada bayi pada negara berkembang dan negara maju. Namun demikian, beberapa pengecualian sanggup dilakukan, menyerupai ketika ibu mengkonsumsi obat-obatan tertentu, menderita TB (Tubercolosis) atau terinfeksi dengan T-virus lymphotropic. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa otoritas nasional di setiap negara untuk memilih cara menyusui yang terbaik untuk menghindari transmisi virus HIV dari Ibu ke anak.
2. Pengaruh Hormonal pada Proses Menyusui [3]
Dari ahad ke dua puluh empat kehamilan (trimester kedua dan ketiga), badan perempuan memproduksi hormon yang merangsang pertumbuhan sistem kanal susu di payudara. Beberapa hormon yang berperan dalam proses menysusui ialah sebagai berikut :
a. Hormon Progesteron mempengaruhi pertumbuhan ukuran alveoli dan lobus, tingkat progesteron yang tinggi menghambat laktasi sebelum kelahiran. Penurunan tingkat progesteron sehabis kelahiran memicu timbulnya produksi air susu yang berlebihan.
b. Hormon Estrogen merangsang berkembangnya sistem kanal susu. Seperti progesteron, tingkat estrogen yang tinggi juga menghambat laktasi. Tingkat estrogen juga akan menurun ketika melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan pertama menyusui. Ibu menyusui harus menghindari metode pengendalian kelahiran berbasis estrogen, oleh lantaran lonjakan kadar estrogen sanggup mengurangi pasokan ASI.
c. Hormon Prolaktin berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan dan diferensiasi alveoli, dan juga mempengaruhi diferensiasi struktur duktal. Tingginya kadar prolaktin selama kehamilan dan menyusui juga meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan kadar faktor pertumbuhan (IGF-1) dan memodifikasi metabolisme lipid dalam rangka persiapan untuk menyusui. Selama menyusui, prolaktin ialah faktor utama yang menjaga persimpangan sempit dari epitel duktal dan mengatur produksi susu melalui keseimbangan osmotik.
d. Hormon pertumbuhan secara struktural sangat menyerupai dengan prolaktin dan memperlihatkan bantuan berupa fungsi galaktopoietik-nya.
e. ACTH (adreno-cortico-tropic hormone) dan glukokortikoid mempunyai fungsi penting untuk merangsang laktasi pada beberapa jenis hewan. ACTH diperkirakan berkontribusi terhadap laktasi lantaran secara struktural menyerupai dengan prolaktin. Glukokortikoid berperan sebagai regulating kompleks dalam pemeliharaan persimpangan sempit pada kanal ductal.
e. TSH ialah hormon galaktopoietik yang sangat penting dimana kadarnya meningkat secara alami selama kehamilan.
f. Hormon Oksitosin mengkontraksi otot polos rahim selama dan sehabis kelahiran, dan selama orgsme. Setelah kelahiran, oksitosin mengkontraksi lapisan otot polos dari sel-sel menyerupai pita yang mengelilingi alveoli untuk memeras susu yang gres diproduksi ke dalam sistem saluran. Oksitosin diharapkan untuk refleks ejeksi susu, atau terjadinya let-down.
g. Laktogen plasenta insan / Human placental lactogen (HPL). Dari bulan kedua kehamilan, plasenta melepaskan sejumlah besar HPL. Hormon ini sepertinya berperan pada payudara, puting, dan pertumbuhan areola sebelum kelahiran.
h. Hormon yang merangsang folikel / Follicle stimulating hormone (FSH)
i. Hormon luteinizing / Luteinizing hormone (LH)
Pada bulan kelima atau keenam kehamilan, payudara siap memproduksi susu. Ada juga kemungkinkan untuk menginduksi laktasi tanpa adanya kehamilan.
3. Diferensiasi Sekretori [3]
Selama simpulan kehamilan, payudara perempuan memasuki tahap sekretori Diferensiasi. Tahap ini ialah ketika payudara menciptakan kolostrum (cairan kekuningan yang tebal). Pada tahap ini, tingginya tingkat progesteron menghambat sebagian produksi susu. Hal ini tidak menjadi perhatian medis bila seorang perempuan hamil mengalami kebocoran kolostrum sebelum kelahiran bayinya, hal ini juga bukan merupakan indikasi produksi air susu di kemudian hari.
4. Aktivasi Sekretorik [3]
Saat kelahiran, kadar prolaktin tetap tinggi, sedangkan terjadi penurunan mendadak pada kadar progesteron, estrogen, dan HPL. Penurunan kadar progesteron akhir kadar prolaktin yang tinggi merangsang produksi susu yang berlebih pada Aktivasi sekretorik.
Ketika payudara dirangsang, kadar prolaktin dalam darah meningkat, puncaknya terjadi sekitar 45 menit, dan kembali pada keadaan pra-menyusui sekitar tiga jam kemudian. Pelepasan prolaktin memicu sel-sel dalam alveoli untuk memproduksi air susu. Prolaktin juga tertransfer ke dalam ASI. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa prolaktin dalam air susu lebih besar pada ketika produksi susu yang lebih tinggi, dan akan menurun ketika payudara sudah penuh. Prolaktin cenderung mencapai tingkatan tertinggi pada jam 2:00-6:00 pagi.
Hormon lainnya, terutama insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terlibat, namun tugas hormon-hormon tersebut belum dipahami dengan baik. Meskipun penanda biokimia memperlihatkan bahwa Aktivasi sekretorik dimulai sekitar 30-40 jam sehabis kelahiran, ibu biasnya tidak mencicipi penuhnya payudara oleh ASI hingga 50-73 jam (2-3 hari) sehabis kelahiran .
Kolostrum ialah susu pertama yang diterima oleh bayi pada ketika menyusui. Kolostrum mengandung jumlah sel-sel darah putih dan antibodi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan susu “matang” (susu yang diterima bayi sehabis kolostrum). Selain itu kolostrum mempunyai kandungan immunoglobulin A (IgA) sangat tinggi yang berfungsi untuk melapisi lapisan usus bayi yang masih rentan, dan membantu untuk mencegah patogen menyerang sistem imunitas bayi. Sekretori IgA juga membantu mencegah alergi makanan. Selama dua ahad pertama sehabis melahirkan, produksi kolostrum perlahan-lahan memperlihatkan jalan untuk ASI yang “matang”.
5. Kontrol Autokrin - Galaktapoiesis [3]
Sistem kontrol endokrin hormonal mendorong produksi susu selama kehamilan dan beberapa hari pertama sehabis melahirkan. Ketika pasokan susu lebih stabil, sistem kontrol autokrin mulai terjadi.
Selama tahap ini, lebih banyak susu yang dikeluarkan dan dihasilkan oleh payudar. Penelitian juga memperlihatkan bahwa ketika air susu di payudara lebih cepat habis maka hal ini sanggup meningkatkan tingkat produksi susu. Dengan demikian pasokan susu sangat dipengaruhi oleh seberapa sering bayi menyusui dan seberapa baik ia bisa mentransfer susu dari payudara. Pasokan ASI yang rendah biasanya mempunyai beberapa penyebab menyerupai :
a. tidak cukup sering memperlihatkan serta memompa ASI.
b. ketidakmampuan bayi untuk mentransfer susu secara efektif, antara lain disebabkan oleh :
1. Defisit struktur rahang atau mulut
2. Teknik penempelan yang tidak sesuai
c. gangguan endokrin pada ibu (kasus langka)
d. jaringan payudara yang hipoplastik
e. asupan kalori yang tidak memadai atau malnutrisi pada ibu
Anda kini sudah mengetahui Laktasi dan Proses Pembentukan Air Susu Ibu. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
[1] Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Breastfeeding
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Lactation#Human_lactation
Referensi :
[1] Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Breastfeeding
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Lactation#Human_lactation
0 Response to "Pintar Pelajaran Laktasi Dan Proses Pembentukan Air Susu Ibu (Asi)"
Post a Comment