Pintar Pelajaran Sistem Saraf Pada Serangga Insekta

Sistem Saraf pada Serangga Insekta - Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, berupa sistem saraf tangga tali. Pada belalang sistem saraf sentra tersusun atas kelompok-kelompok badan sel saraf yang disebut ganglia. Tiap-tiap ganglia dihubungkan oleh satu atau lebih tali-tali saraf. Sementara itu, saraf tepi belalang tersusun oleh akson sensorik dan akson motorik ke dan dari ganglia. Perhatikan Gambar 1. (Baca juga : Sistem Regulasi pada Hewan)
Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf sentra Pintar Pelajaran Sistem Saraf pada Serangga Insekta
Gambar 1. Sistem saraf pada serangga
Pada serangga kelenjar endokrin lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan dan metamorfosis. Selama masa pertumbuhan, serangga akan menanggalkan eksoskeletonnya secara berkala. Proses pergantian kulit ini disebut molting. Molting terjadi hingga stadium dewasa. Hormon yang menyebabkan terjadinya molting yaitu hormon ekdison. Hormon ini dihasilkan dari kolaborasi kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada dan hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan hormon yang mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon ini berfungsi menghambat proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang cukup akan menciptakan ekdison merangsang pertumbuhan larva. Namun, kalau sekresi hormon ini berkurang maka ekdison akan merangsang perkembangan pupa. Perhatikan proses pergantian kulit pada gambar berikut. Perhatikan Gambar 2.
Sistem saraf serangga juga terdiri dari sistem saraf sentra Pintar Pelajaran Sistem Saraf pada Serangga Insekta
Gambar 1. Pengaruh hormon terhadap metamorfosis kupu-kupu
Apabila hormon ini dihilangkan dengan cara mengambil kelenjar korpora alata maka segera terjadi proses metamorfosis dan menyebabkan perkembangan binatang dewasa. Serangga juga menghasilkan feromon, contohnya semut-semut mensekresikannya dari kelenjar di dalam kepalanya. Hormon ini cepat berdifusi ke segala arah. Feromon sanggup tercium oleh semut-semut lain yang berada beberapa sentimeter dari sumbernya,
contohnya pada jejak semut pekerja yang sedang kembali ke sarang dengan membawa makanan. Jejak ini menarik dan menuntun semut lain ke sumber makanan. Feromon diperbarui secara terus-menerus sepanjang masakan tersebut masih ada. Akan tetapi, bila persediaan mulai menyusut maka semua pembuatan jejak berhenti. Jejak feromon semut menguap dengan cepat sehingga semut lain tidak sanggup mencapai tempat itu.

Sistem indra penglihatan pada serangga berbeda dengan Molusca dan Vertebrata. Mata pada serangga disebut mata majemuk atau mata faset alasannya yaitu terdiri dari akses berulang yaitu omatidia. Setiap akses berfungsi sebagai reseptor penglihatan yang terpisah. Setiap omatidium menyumbangkan informasi yang hanya menamai satu tempat objek. Omatidium yang lain memberi informasi ihwal tempat lainnya. Gabungan seluruh respon dari semua omatidia merupakan bayangan menarik, sehingga akan membentuk suatu rujukan cahaya dan bintik gelap yang menyusun seluruh pandangan.

Keistimewaan Lebah Madu

Lebah madu memiliki otak yang sangat kecil yang beratnya 0,01 g, tetapi bisa menguasai informasi yang kompleks. Lebah madu dapat mengetahui bunga mana yang memberikan serbuk sari terbaik dan kapan bisa mendapatkannya dengan mengenali seluruh tanda-tanda dari jarak 1 km dari sarangnya. (Sumber: Mempelajari Otak)

Anda kini sudah mengetahui Sistem Saraf pada Serangga. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.

0 Response to "Pintar Pelajaran Sistem Saraf Pada Serangga Insekta"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel