Pintar Pelajaran Pola Jurnal Akuntansi Efek Kondisi Keuangan Perusahaan

Contoh Jurnal Akuntansi - Berikut ini yaitu contoh Jurnal Akuntansi berjudul Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Auditor Pada Pengungkapan Opini Audit Going Concern.

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDITOR PADA PENGUNGKAPAN
OPINI AUDIT GOING CONCERN

NI PUTU MERIANI1
KOMANG AYU KRISNADEWI

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana
ABSTRAK

Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak sanggup bertahan dalam bisnis. Pengungkapan opini audit going concern merupakan hal yang tidak diharapkan oleh perusahaan lantaran akan berdampak pada hilangnya kepercayaan publik terhadap gambaran perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi auditor pada pengungkapan opini audit going concern. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008--2010 dengan jumlah pengamatan sebanyak 78 sampel yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis regresi logistik. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kondisi keuangan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan secara signifikan kuat negatif pada pengungkapan opini audit going concern. Pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan pernjualan dan reputasi auditor yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak kuat secara signifikan pada pengungkapan opini audit going concern.

Kata kunci: kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, pengungkapan opini going concern

ABSTRACT

Audit report with modification of going concern indicates that in auditor’s opinion there is a risk that auditee could not survive. This going concern modification is not expected by companies because it would decrease public trust on the company’s image. This research aims to investigate the impact of financial condition, company growth, and auditor reputation on going concern audit opinion. The research object includes manufacturer listed on Indonesia Stock Exchange during 2008-2010 with 78 observations obtained using purposive sampling method. Data then is analyzed using logistic regression analysis. The result shows that the financial condition proxied by bankruptcy prediction model affect going concern auditor opinion negatively and significantly. While company size which is proxied by sales growth and auditor reputation which is proxied by audit firm size do not significantly affect the opinion.

Keywords: financial condition, company growth, auditor reputation, going concern opinion

I. PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh keuntungan (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur yang penting atas efektivitas dan efisiensi (Anthony dan Govindarajan, 2008:175), namun perolehan keuntungan tidak menjamin perusahaan bisa beroperasi dalam jangka panjang. Perusahaan diharapkan sanggup beroperasi dalam waktu cukup usang untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan dalil kelangsungan perjuangan (going concern postulate) yang mengasumsikan bahwa entitas tidak diharapkan akan dilikuidasi pada masa depan atau bahwa entitas akan berlanjut hingga periode yang tidak sanggup ditentukan (Belkaoui, 2006:271).

Kelangsungan perjuangan selalu dihubungkan dengan kemampuan administrasi dalam mengelola perusahaan. Ketika suatu perusahaan mengalami permasalahan keuangan (financial distress), kegiatan operasional akan terganggu. Hal itu karenanya berdampak pada tingginya risiko perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya pada masa mendatang. Hal ini akan mempengaruhi opini audit yang diberikan oleh auditor (Ayu, 2010).

Krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 merupakan kejadian yang mempengaruhi perekonomian hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Krisis tersebut berawal dari jatuhnya Lehman Brothers, sebuah perusahaan jasa keuangan global di Amerika Serikat (Depkeu, 2008). Krisis tersebut sanggup berdampak pada kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus-kasus aturan yang melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika, menyerupai Enron dan Worldcom. Kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Selain dari pihak perusahaan, auditor independen juga harus bertanggung jawab atas merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi menyerupai ini (Susiana dan Arleen, 2007). Weiss (2002) dalam Tucker dkk. (2003) menemukan bahwa dari 228 perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan, Enron dan 95 perusahaan lainnya mendapatkan opini masuk akal tanpa pengecualian pada tahun sebelum terjadi kebangkrutan.

Peristiwa serupa pernah terjadi di Indonesia. Beberapa bank dilikuidasi sehabis sebelumnya mendapatkan pendapat masuk akal tanpa pengecualian. Pada awal tahun 1990, Bank Suma dilikuidasi. Selanjutnya terdapat 16 bank yang telah dilikuidasi pemerintah per 1 November 1997, Bank Prasidha Utama dan Bank Ratu dilikuidasi tahun 2000, Unibank pada tahun 2001, Bank Asiatic dan Bank Dagang Bali pada tahun 2004, serta Bank Global Internasional pada tahun 2005. Dalam kejadian ini, laporan audit yang dibentuk oleh kantor akuntan publik (KAP) menyatakan bahwa kondisi perbankan ketika itu sangat baik, tetapi dalam kenyataannya jelek (Puji, 2007). Reputasi sebuah KAP dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Auditor harus mempunyai keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai kelangsungan hidup (going concern) perusahaan klien. Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh auditor dan dimasukkan dalam opini auditnya pada ketika opini audit itu diterbitkan.

Going concern merupakan salah satu perkiraan dasar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Asumsi ini mengharuskan perusahaan secara operasional mempunyai kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan akan melanjutkan usahanya pada masa depan. Oleh lantaran itu, suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004). Kemampuan administrasi dalam mengelola perusahaan sangat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Jika perusahaan mengalami permasalahan keuangan (financial distress), maka akan kuat pada kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini tentu akan mempengaruhi opini yang diberikan oleh auditor.

Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan sanggup diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan bisa meningkatkan volume penjualan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Penjualan yang meningkat memperlihatkan acara operasional perusahaan berjalan dengan semestinya. Sebuah perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang positif mempunyai kecenderungan untuk sanggup mempertahankan kelangsungan usahanya (Eko dkk., 2006).

Pemberian status going concern bukanlah suatu kiprah yang gampang lantaran berkaitan bersahabat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap akuntan publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah dengan melihat kondisi gulung tikar tidaknya perusahaan yang diaudit. Nasib akuntan publik tampaknya dipertaruhkan pada kelangsungan perjuangan perusahaan kliennya (Marisi, 2006). Ini memperlihatkan bahwa reputasi auditor dipertaruhkan ketika memperlihatkan opini audit. Meskipun demikian, opini going concern harus diungkapkan dengan cita-cita sanggup segera mempercepat upaya evakuasi perusahaan yang bermasalah (Mirna dan Indira, 2007).

Terdapat sejumlah penelitian yang mengungkapkan efek kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi auditor pada pengungkapan opini audit going concern, yaitu McKeown dkk. (1991), Mutchler dkk. (1997), Carcello dan Neal (2000), Margaretta dan Sylvia (2005), Geiger dan Rama (2006), Eko dkk. (2006), Agrianti (2007), Arga dan Linda (2007), Donny (2007), Indira dan Ella (2008), Arry dan Badera (2009), Indira (2009), Karyanti (2009), Tara (2009), Yunia (2009), Ayu (2010), Junaidi dan Jogiyanto (2010), Widya (2010), serta Neni (2011). Penelitian tersebut belum memperlihatkan hasil yang konklusif.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur. Industri manufaktur Indonesia mempunyai kiprah penting dalam perekonomian. Sektor industri manufaktur yang semakin berorientasi ekspor telah menopang ekonomi Indonesia. Ekspor industri manufaktur menyumbang sekitar 83--85% terhadap ekspor nonmigas dan sekitar 64--67% terhadap total ekspor Indonesia selama 1994--2005. Bahkan bantuan ekspor industri telah melampaui ekspor sektor pertanian dan migas semenjak awal dasawarsa 1990-an (Wawan, 2009). Hal ini memperlihatkan pentingnya pengungkapan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. Kebangkrutan pada perusahaan ini akan mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi auditor kuat pada pengungkapan opini audit going concern (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010)?

II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Auditing

Secara umum auditing yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan ihwal kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk memutuskan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002:9). ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) dalam Abdul (2003:1) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi ihwal banyak sekali tindakan dan kejadian ekonomi untuk memilih tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan memberikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

Kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern)

Puji (2007) menyatakan bahwa istilah going concern sanggup diinterpretasikan dalam dua hal, pertama yaitu going concern sebagai konsep dan kedua yaitu going concern sebagai opini audit. Istilah going concern sebagai konsep, diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. Sebagai opini audit, pemberian opini going concern memperlihatkan auditor mempunyai kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan melanjutkan usahanya pada masa mendatang. Kedua hal ini saling berkaitan lantaran pemberian opini audit going concern menurut penilaian auditor terhadap kemampuan going concern perusahaan.

Pengembangan Hipotesis

Kondisi keuangan perusahaan merupakan suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode/kurun waktu tertentu. Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Masalah going concern banyak ditemukan pada perusahaan yang sakit (Alexander, 2004). McKeown dkk. (1991) menyatakan bahwa semakin jelek kondisi perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan pengungkapan opini audit going concern, begitu pula sebaliknya.

Penelitian Carcello dan Neal (2000) mengenai komposisi komite audit dan laporan auditor menyatakan bahwa semakin jelek kondisi keuangan perusahaan maka akan semakin besar peluang pengungkapan opini audit going concern oleh auditor. Temuan tersebut selaras dengan penelitian Margaretta dan Sylvia (2005), Eko dkk. (2006), serta Arga dan Linda (2007) yang memperlihatkan bahwa model prediksi kebangkrutan sebagai proksi dari kondisi keuangan perusahaan kuat pada kemungkinan pengungkapan opini audit going concern.

Berdasarkan landasan teori tersebut, maka sanggup disusun hipotesis sebagai berikut.

H1: kondisi keuangan kuat pada pengungkapan opini audit going concern.

Pertumbuhan perusahaan yaitu dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertambahan atau penurunan volume perjuangan (Helfert, 1997 dalam Amran, 2010). Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee.

Rasio pertumbuhan penjualan mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992 dalam Eko dkk., 2006). Perusahaan dengan pertumbuhan baik akan bisa meningkatkan volume penjualannya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio pertumbuhan penjualan yang positif memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya sehingga memperlihatkan peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Penelitian Donny (2007), Yunia (2009), dan Widya (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan kuat pada pengungkapan opini audit going concern.

Berdasarkan landasan teori tersebut, maka sanggup disusun hipotesis sebagai berikut.

H2: pertumbuhan perusahaan kuat pada pengungkapan opini audit going concern.

Reputasi auditor memperlihatkan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi berkualitas tinggi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Reputation and deep pockets theories memprediksi adanya hubungan positif antara ukuran kantor akuntan publik (KAP) dengan kualitas audit (Lennox, 2000). Craswell dkk. (1995) dalam Margaretta dan Sylvia (2005) menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan bekerjasama dengan KAP internasional mempunyai kualitas lebih tinggi. Hal ini terjadi lantaran auditor tersebut mempunyai karakteristik yang sanggup dikaitkan dengan kualitas, menyerupai pelatihan, ratifikasi internasional, dan peer review.

De Angelo (1981) dalam Lennox (2000) mengemukakan bahwa KAP yang besar mempunyai insentif yang lebih tinggi untuk menghindari hal-hal yang sanggup merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. KAP yang besar akan berusaha keras mempertahankan reputasi mereka serta menghindari tindakan-tindakan yang sanggup merusak reputasi tersebut. Penelitian De Angelo (1981) dalam M. Nizarul dkk. (2007) menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP yang kecil. Auditor yang mempunyai reputasi dan nama besar sanggup menyediakan kualitas audit yang lebih baik, termasuk dalam mengungkapkan problem going concern. Hal ini didukung oleh penelitian Mutchler dkk. (1997), Geiger dan Rama (2006), serta Junaidi dan Jogiyanto (2010).

Berdasarkan landasan teori tersebut, maka sanggup disusun hipotesis sebagai berikut.

H3: reputasi auditor kuat pada pengungkapan opini audit going concern.

III. METODE PENELITIAN

Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen.

(1) Kondisi keuangan (Z)

Mengacu pada penelitian yang dilakukan Margaretta dan Sylvia (2005), dalam penelitian ini kondisi keuangan diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan, yaitu The Altman Model. Altman dan McGough (1974) dalam Margaretta dan Sylvia (2005) menemukan bahwa tingkat prediksi kebangkrutan dengan memakai model prediksi mencapai tingkat keakuratan 82% dan menyarankan penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. The Altman Model yang populer dengan istilah Z score merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum terjadinya kebangkrutan. Penelitian ini memakai The Altman Model (1968) yang diformulasikan khusus untuk perusahaan manufaktur (Arga dan Linda, 2007). Formulanya yaitu sebagai berikut.

Z = 1,2Z1 + 1,4Z2 + 3,3Z3 + 0,6Z4 + 0,999Z5........................... (1)

Keterangan:
Z1 = working capital/total asset
Z2 = retained earnings/total asset
Z3 = earnings before interest and taxes/total asset
Z4 = market value of equity/book value of debt
Z5 = sales/total asset

Nilai Z diperoleh dengan menghitung kelima rasio tersebut menurut data pada neraca dan laporan laba/rugi dikalikan dengan koefisien tiap-tiap rasio kemudian hasilnya dijumlahkan.

(2) Pertumbuhan perusahaan (PP)

Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee. Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam pertumbuhan tingkat penjualan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rumus rasio pertumbuhan penjualan, yaitu sebagai berikut.

                                             Penjualan bersiht - penjualan bersiht-1
Pertumbuhan penjualan =  --------------------------------------------- ............ (2)

                                                            Penjualan bersiht-1
Keterangan:

Penjualan higienis t = penjualan higienis tahun sekarang
Penjualan higienis t-1 = penjualan higienis satu tahun sebelumnya
Data ini diperoleh dengan menghitung rasio pertumbuhan penjualan menurut laporan laba/rugi tiap-tiap auditee.

(3) Reputasi auditor (RA)

Reputasi auditor diproksikan dengan memakai ukuran KAP. Ukuran KAP ini dibedakan menjadi dua, yaitu KAP big four dan KAP nonbig four. Variabel ini diukur dengan memakai variabel dummy, yaitu angka 1 diberikan jikalau auditor yang mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP big four dan 0 jikalau perusahaan diaudit oleh KAP nonbig four. Data ini diperoleh menurut laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit yang dilengkapi dengan laporan auditor independen.

Adapun KAP big four yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut (Sinarwati, 2010).

a. PricewaterhouseCoopers (PwC) dengan partnernya di Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
b. Deloitte Touche Tohmatsu dengan partnernya di Indonesia Osman Bing Satrio dan Rekan.
c. Klyveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International dengan partnernya di Indonesia Siddharta dan Widjaja.
d. Ernst and Young (EY) dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja.

(4) Opini audit going concern (OGC)

Opini audit going concern merupakan opini audit dengan paragraf klarifikasi mengenai pertimbangan auditor bahwa terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada masa mendatang. Termasuk dalam opini audit going concern ini yaitu opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, opini masuk akal dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan tidak memperlihatkan opini (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001). Opini audit going concern merupakan variabel dummy. Perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern diberi instruksi 1 dan perusahaan yang mendapatkan opini audit non-going concern diberi instruksi 0. Data ini diperoleh menurut laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit yang dilengkapi dengan laporan auditor independen. Pengungkapan opini audit going concern sanggup dilihat dari pernyataan auditor atas kelangsungan hidup entitas, baik yang tertera dalam paragraf keempat laporan auditor independen maupun klarifikasi atas laporan keuangan auditan (Sinarwati, 2010).

Pemilihan Sampel

Populasi penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008--2010. Sampel dipilih dengan memakai metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Berdasarkan metode ini, diperoleh sampel sebanyak 78 perusahaan selama periode 2008--2010. Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih sampel yang dipilih yaitu sebagai berikut.
  1. Perusahaan terdaftar secara berturut-turut di BEI selama periode 2008-2010.
  2. Perusahaan mempunyai data yang dibutuhkan secara lengkap dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode 2008--2010.
  3. Perusahaan mengalami keuntungan higienis sehabis pajak yang negatif sekurangnya satu periode laporan keuangan selama periode pengamatan (2008--2010). Hal ini digunakan untuk memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dan mempunyai kecenderungan pengungkapan opini audit going concern.
  4. Perusahaan memakai periode laporan keuangan mulai 1 Januari hingga dengan 31 Desember.
  5. Perusahaan memakai rupiah sebagai mata uang pelaporan.
Teknik Analisis Data
Uji perkiraan klasik

(1) Uji normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Kurtosis dan Skewness dari residual. Nilai Z statistik untuk Kurtosis dan Skewness sanggup dihitung dengan rumus sebagai berikut (Imam, 2009:150).

 .................................(3)

 ..........................(4)

Keterangan:

Kurtosis = nilai kurtosis pada tabel descriptive statistics
Skewness = nilai skewness pada tabel descriptive statistics
N = jumlah sampel

Setelah mendapatkan nilai Z hitung dengan rumus yang telah dijabarkan, kemudian dibandingkan dengan nilai Z tabel. Nilai Z tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu 1,96. Data berdistribusi normal jikalau nilai Z hitung < 1,96.

2) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini memakai uji Glejser. Data tidak mengalami heteroskedastisitas jikalau nilai signifikansi > 0,05 (Imam, 2009:129).

(3) Uji multikolonieritas

Multikolonieritas sanggup dilihat dari nilai korelasi, tolerance, dan variance inflation factor (VIF). Data tidak mengalami multikolonieritas jikalau nilai hubungan < 0,9; tolerance > 0,1; dan VIF < 10 (Imam, 2009:96).

(4) Uji autokorelasi

Autokorelasi diuji dengan memakai uji Durbin Watson. Data tidak mengalami autokorelasi jikalau du < d < 4-du. Nilai d yaitu nilai Durbin Watson, sedangkan nilai du sanggup dilihat pada tabel (Imam, 2009:100).

Uji regresi logistik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan memakai regresi logistik lantaran variabel terikatnya merupakan data kualitatif berupa variabel dummy (Gunawan, 2007). Analisis regresi logistik dilakukan dengan pertolongan acara SPSS 17. Persamaan model regresi logistik yang digunakan yaitu sebagai berikut.

..........................(5)

Keterangan:

OGC = probabilitas mendapatkan opini audit going concern
α = konstanta
Z = kondisi keuangan
PP = pertumbuhan perusahaan
RA = reputasi auditor
ε = error term

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi sampel penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sebanyak 78 sampel selama periode penelitian (2008--2010). Proses seleksi sampel menurut kriteria disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No.
Kriteria
Jumlah
1.
Perusahaan terdaftar secara berturut-turut di BEI selama periode 2008--2010.
127
2.
Perusahaan tidak mempunyai data yang dibutuhkan secara lengkap dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama periode 2008--2010
(32)
3.
Perusahaan tidak mengalami keuntungan higienis sehabis pajak yang negatif sekurangnya satu periode laporan keuangan selama periode pengamatan (2008--2010).
(67)
4.
Perusahaan tidak memakai periode laporan keuangan mulai 1 Januari hingga 31 Desember.
(0)
5.
Perusahaan tidak memakai rupiah sebagai mata uang pelaporan.
(2)
Jumlah sampel perusahaan
26
Jumlah pengamatan penelitian (3 tahun)
78

Pembahasan hasil penelitian

Hasil pengujian dengan regresi logistik disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Variabel dalam Persamaan


B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step 1a
Z
-1.269
.294
18.585
1
.000
.281

PP
1.418
1.313
1.167
1
.280
4.129

RA
.316
.736
.184
1
.668
1.372

Constant
.632
.448
1.988
1
.159
1.882

Tabel 4.2 memperlihatkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi (α) 5%. Hasil pengujian menghasilkan model sebagai berikut.

Berdasarkan model regresi tersebut, sanggup diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut.

(1) Variabel kondisi keuangan (Z) memperlihatkan koefisien regresi negatif sebesar 1,269 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil daripada 0,05 (5%). Jadi, sanggup disimpulkan bahwa kondisi keuangan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan (Z score) secara signifikan kuat negatif pada pengungkapan opini audit going concern. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin rendah nilai Z score maka semakin tinggi kemungkinan pengungkapan opini audit going concern, begitu pula sebaliknya.

(2) Variabel pertumbuhan perusahaan (PP) memperlihatkan koefisien regresi positif sebesar 1,418 dengan tingkat signifikansi 0,280 yang lebih besar daripada 0,05 (5%). Jadi, sanggup disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan tidak kuat pada pengungkapan opini audit going concern. Hal ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan penjualan yang positif tidak menjamin untuk tidak diungkapkannya opini audit going concern, begitu pula sebaliknya.

(3) Variabel reputasi auditor (RA) memperlihatkan koefisien regresi positif sebesar 0,316 dengan tingkat signifikansi 0,668 yang lebih besar daripada 0,05 (5%). Jadi, sanggup disimpulkan bahwa reputasi auditor yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak kuat pada pengungkapan opini audit going concern. Hal ini memperlihatkan bahwa auditor, baik dari KAP besar maupun kecil, akan tetap memperlihatkan opini audit going concern apabila auditor mencurigai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.

V. SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka sanggup disimpulkan bahwa variabel kondisi keuangan secara signifikan kuat negatif pada pengungkapan opini audit going concern. Sebaliknya, pertumbuhan perusahaan dan reputasi auditor tidak kuat pada pengungkapan opini audit going concern.

Keterbatasan penelitian dan saran

Pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan dan reputasi auditor yang diproksikan dengan ukuran KAP tidak memperlihatkan efek yang signifikan. Peneliti selanjutnya sanggup mempertimbangkan proksi lain yang diduga kuat pada pengungkapan opini audit going concern dengan lebih sempurna dan didasari oleh landasan teori yang relevan, menyerupai memakai pertumbuhan keuntungan dan jumlah klien yang diaudit.

Tahun pengamatan lebih diperpanjang sehingga sanggup melihat kecenderungan tren pengungkapan opini audit going concern dalam jangka panjang. Variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan (Z score) secara empiris terbukti bisa memprediksi ketepatan pemberian opini audit going concern. Model ini sanggup dijadikan teladan bagi auditor dalam memutuskan status going concern perusahaan.

Bagi perusahaan, kelangsungan perjuangan (going concern) perusahaan seharusnya diperhatikan biar tidak diungkapkan opini audit going concern oleh auditor. Pengungkapan opini ini tentu akan mempengaruhi keputusan investor dalam menginvestasikan modalnya. Bagi investor, pengungkapan opini audit going concern sanggup dijadikan teladan dalam menginvestasikan modalnya pada suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2003. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Agrianti Komalasari. 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxi Going Concern terhadap Opini Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(2): h: 1-14.

Alexander Ramadhany. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal MAKSI, 4: h: 146-160.

Amran Harun. 2010. “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Jasa di Bursa Efek Jakarta”. Tesis Program Magister Universitas Sumatera Utara, Medan.

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan (Kurniawan Tjakrawala, Penerjemah). 2008. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi ke-11. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Arga Fajar Santosa dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 11(2): h: 141-158.

Arry Pratama Rudyawan dan I Dewa Nyoman Badera. 2009. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4(2): h: 129-138.

Ayu Tisna Nofitasari. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009)”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Belkaoui, Ahmed Riahi (Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli, Penerjemah). 2006. Accounting Theory. Edisi 5. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Carcello, Joseph V. dan Terry L. Neal. 2000. “Audit Committee Composition and Auditor Reporting”. The Accounting Review, 75(4): pp: 453-467.

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2008. Lehman Brothers dan Reformasi Birokrasi DJA. Diakses April, 29, 2011 dari http:// www.anggaran.depkeu.go.id.

Donny Fachrozy A. 2007. “Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

Eko Budi Setyarno, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang.

Geiger, Marshall A. dan Dasaratha V. Rama. 2006. “Audit Firm Size and Going Concern Reporting Accuracy”. Accounting Horizons, 20(1): pp: 1-16.

Gunawan Sumodiningrat. 2007. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Imam Ghozali. 2009. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Januarti dan Ella Fitrianasari. 2008. “Analisis Rasio Keuangan dan Nonkeuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ tahun 2000-2005)”. Jurnal MAKSI, 8(1): h: 43-58.

Indira Januarti. 2009. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XII Palembang.

Junaidi dan Jogiyanto Hartono. 2010. “Faktor Nonkeuangan pada Opini Going Concern”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.

Karyanti. 2009. “Pengaruh Kualitas Auditor, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, dan Debt Default terhadap Kemungkinan Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.

Lennox, Clive Steven. 2000. “Going Concern Opinions in Failing Companies: Auditor Dependence and Opinion Shopping”. Diakses April, 5, 2011 dari http://www.ssrn.com.

M. Nizarul Alim, Trisni Hapsari, dan Liliek Purwanti. 2007. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar.

Margaretta Fanny dan Sylvia Saputra. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.

Marisi P. Purba. 2006. Company Going Concern. Diakses April, 16, 2011 dari http://www.google.com.

McKeown, James C., Jane F. Mutchler, and Willian Hopwood. 1991. “Towards an Explanation of Auditor Failure to Modify the Audit Opinions of Bankrupt Companies”. Auditing: A Journal Practice & Theory, 10: pp: 1-13.

Mirna Dyah Praptitorini dan Indira Januarti. 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar.

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 2. Yogyakarta: Salemba Empat.

Mutchler, Jane F., William Hopwood, dan James M. McKeown. 1997. “The Influence of Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Opinion Decisions on Bankrupt Companies”. Journal of Accounting Research, 35(2): pp: 295-310.

Neni Susanti. 2011. “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Opini Going Concern (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009)”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Puji Rahayu. 2007. “Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on Financial and Non-Financial Informations (Empirical Evidence of Indonesian Banking Firms Listed on JSX and SSX)”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar.

Sinarwati, Ni Kadek. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII Purwokerto.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-13. Bandung: Alfabeta.

Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar.

Tara Ruci Karyana Murti. 2009. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya.

Tucker, Robert R., Ella Mae Matsumura, dan K. R. Subramanyam. 2003. “Going Concern Judgments: An Experimental Test of The Self Fulfilling Prophecy and Forecast Accuracy”. Journal of Accounting & Public Policy, 22: pp: 401-432.

Wawan Junaidi. 2009. Peran Industri Manufaktur. Diakses Mei, 10, 2011 dari http://www.google.com.

Widya Mahantara, A.A. Gede. 2010. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Opinion Shopping, dan Auditor Client Tenure pada Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Yunia Rissa Ashadi. 2009. “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Go Public”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri, Semarang.

Lampiran 1

STATISTIK DESKRIPTIF


Descriptive Statistics

N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Z
78
-8.973
4.014
.12279
2.775656
PP
78
-1.000
.627
-.02131
.314523
RA
78
0
1
.29
.459
OGC
78
0
1
.50
.503
Valid N (listwise)
78





UJI ASUMSI KLASIK

Uji Normalitas

Descriptive Statistics


N
Skewness
Kurtosis
Statistic
Statistic
Std. Error
Statistic
Std. Error
Unstandardized Residual
78
.491
.272
-.916
.538
Valid N (listwise)
78





Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
beta
1
(Constant)
.354
.024

14.668
.000

Z
-.003
.008
-.044
-.355
.724

PP
.106
.071
.190
1.503
.137

RA
-.049
.045
-.127
-1.077
.285
a. Dependent Variable: Absolut Residual

Uji Multikolonieritas

Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
RA, Z, PPa
.
Enter
a. All requested variables entered.

Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1
Z
.838
1.193

PP
.811
1.233

RA
.935
1.069
a. Dependent Variable: OGC

Coefficients Correlationsa
Model
RA
Z
PP
1
Correlations
RA
1.000
-.079
-.196


Z
-.079
1.000
-.372


PP
-.196
-.372
1.000

Covariances
RA
.010
.000
-.003


Z
.000
.000
-.001


PP
-.003
-.001
.025
a. Dependent Variable: OGC

Uji Autokorelasi

Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
PP, Z, RAa
.
Enter



a. All requested variables entered.

Model Summarya
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.379a
.143
.096
.479
2.228
a. Predictors: (Constant), PP, Z, RA
b. Dependent Variable: OGC

Uji Regresi Logistik

Case Processing Summary
Unweighted Casesa

N
Percent
Selected Cases
Included in Analysis
78
100.0

Missing Cases
0
.0

Total
78
100.0
Unselected Cases

0
.0
Total

78
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value
Internal Value
Nongoing Concern
0
Going Concern
1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0
1
108.131
.000
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 108.131
c. Estimation terminated at iteration number 1 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Y

Nongoing Concern
Going Concern
Percentage Correct
Step 0
Y
Nongoing Concern
0
39
.0
Going Concern


0
39
100.0
Overall Percentage




50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation



B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step 0
Constant
.000
.226
.000
1
1.000
1.000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Z
PP
RA
Step 1
1
69.044
.039
-.483
.192
.083

2
59.113
.361
-.879
.813
.068

3
56.993
.563
-1.160
1.249
.229

4
56.844
.627
-1.259
1.404
.309

5
56.843
.632
-1.269
1.418
.316

6
56.843
.632
-1.269
1.418
.316
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 108.131
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square
df
Sig.
Step 1
Step
51.288
3
.000

Block
51.288
3
.000

Model
51.288
3
.000





Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
56.843a
.482
.643
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step
Chi-square
df
Sig.
1
10.944
8
.205

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Y = Nongoing Concern
Y = Going Concern
Total
Observed
Expected
Observed
Expected

Step 1
1
7

7.780
1
.220
8

2
6
7.361
2
.639
8

3
8
6.788
0
1.212
8

4
7
6.052
1
1.948
8

5
7
5.269
1
2.731
8

6
3
3.331
5
4.669
8

7
1
1.516
7
6.484
8

8
0
.735
8
7.265
8

9
0
.164
8
7.836
8

10
0
.006
6
5.994
6

Classification Tablea,b,c
Observed
Predicted
Y
Percentage Correct
Nongoing Concern
Nongoing Concern
Going Concern
Step 1
Y
Nongoing Concern
35
4
89.7


Going Concern
8
31
79.5


Overall Percentage


84.6
a. The cut value is .500

Variables in the Equation



B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step 1a
Z
-1.269
.294
18.585
1
.000
.281

PP
1.418
1.313
1.167
1
.280
4.129
             
RA
.316
.736
.184
1
.668
1.372

Constant
.632
.448
1.988
1
.159
1.882
a. Variable(s) entered on step 1: Z, PP, RA.

Correlation Matrix


Constant
Z
PP
RA
Step 1
Constant
1.000
-.362
.228
-.452

Z
-.362
1.000
-.450
-.247

PP
.228
-.450
1.000
-.074

RA
-.452
-.247
-.074
1.000


 Berikut ini yaitu contoh Jurnal Akuntansi berjudul Pintar Pelajaran Contoh Jurnal Akuntansi Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan

Anda kini sudah mengetahui Contoh Jurnal Akuntansi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber. Jurnal ini merupakan materi yang disediakan oleh E Journal Universitas Udayana.

0 Response to "Pintar Pelajaran Pola Jurnal Akuntansi Efek Kondisi Keuangan Perusahaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel