Pintar Pelajaran Makalah Keanekaragaman Sel Mikroba, Fisiologi, Prokariotik, Eukariotik, Autotrof, Heterotrof
Artikel dan Makalah Keanekaragaman Sel Mikroba, Fisiologi, Prokariotik, Eukariotik, Autotrof, Heterotrof - Sel merupakan suatu unit terkecil atau satuan unit yang paling dasar dari makhluk hidup yang sanggup melaksanakan perbanyakan diri (self-duplication). Istilah sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (1635-1703), seorang ilmuwan Inggris. Istilah tersebut dipakai ketika menjelaskan struktur potongan tipis gabus di bawah mikroskop, kemudian sehabis beberapa kala istilah tersebut dipakai untuk menyatakan satuan dasar makhluk hidup.
I. PENDAHULUAN
Sel merupakan suatu unit terkecil atau satuan unit yang paling dasar dari makhluk hidup yang sanggup melaksanakan perbanyakan diri (self-duplication). Istilah sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (1635-1703), seorang ilmuwan Inggris. Istilah tersebut dipakai ketika menjelaskan struktur potongan tipis gabus di bawah mikroskop, kemudian sehabis beberapa kala istilah tersebut dipakai untuk menyatakan satuan dasar makhluk hidup.
Sel memilih struktur maupun fungsi seluruh organisme, baik organisme tingkat rendah maupun tingkat tinggi. Komponen kimiawi utama penyusun sel ialah polipeptida, lipid, polinukleotida, dan polisakarida. Menurut Yuwono (2005), sel mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai piranti kimiawi yang melaksanakan proses metabolisme dan sebagai piranti yang menyimpan kode-kode isu biologis yang akan diturunkan ke dalam anaknya.
Setiap sel hidup mempunyai membran sitoplasma yang merupakan lapisan pelindung sel. Membran ini juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu sebagai pengatur masuk dan keluarnya zat-zat yang diharapkan dan tidak diharapkan oleh sel. Dalam sel hidup juga terdapat isu genetik yaitu DNA.
Makhluk hidup menurut jumlah selnya sanggup digolongkan menjadi organisme bersel banyak (multicellular organisms) yang terdiri atas tumbuhan dan hewan, termasuk manusia, serta organisme bersel tunggal (unicellular organisms) yang disebut juga mikroba, contohnya bakteri, arkea, jamur, dan protozoa.
Sel organisme sanggup digolongkan menurut struktur dan organisasinya, yaitu sel prokariotik yang terdapat pada basil dan arkea dan sel eukariotik yang terdapat pada jamur (fungi), alga, protozoa, tumbuhan (plant), dan binatang (animal). Hal yang paling membedakan antara struktur sel prokariotik dan eukariotik ialah tidak adanya membran inti sel (nukleus) pada prokariotik. Selain itu, organel yang terdapat dalam sel eukariotik lebih kompleks dan mempunyai fungsi yang spesifik daripada prokariotik. Secara organisasi, sel prokariotik mempunyai struktur yang lebih sederhana dibanding eukariotik.
Pada dasarnya, seluruh sel tersusun atas komponen kimiawi yang sama meskipun dengan komposisi berbeda, diduga semua sel berasal dari leluhur yang sama. Setelah melalui proses evolusi yang panjang alhasil sel tersebut berubah menjadi bermacam-macam sel, sehingga terdapat keanekaragaman atau diversifikasi pada sel. Diversifikasi ini sanggup diamati dalam banyak sekali bentuk, contohnya fisiologi, variasi ukuran sel, morfologi (bentuk), maupun metabolismenya.
II. TUJUAN
Berdasarkan sifat struktural dan organisasi sel, makhluk hidup bersel tunggal atau mikroba tidak semuanya tergolong prokariotik namun ada juga yang tergolong eukariotik menyerupai pada sel jamur maupun protozoa. Dengan demikian terdapat keanekaragaman antar sel mikroba terkait dengan sifat fisiologi maupun struktur fungsionalnya. Oleh alasannya ialah itu, makalah bertujuan mengulas lebih lanjut mengenai keanekaragaman fisiologi dan keanekaragaman prokariotik maupun eukariotik.
III. PEMBAHASAN
Sel merupakan satuan unit dasar kehidupan. Sel tunggal merupakan benda yang terpisah dari benda-benda lainnya oleh suatu selaput, dan adakala juga dipisahkan oleh dinding sel di luar selaput tersebut. Adanya dinding sel dan selaput tersebut mengakibatkan sel itu menjadi sebuah kompartemen yang semi permeabel dan mempunyai struktur yang dinamis. Sel tersebut sanggup berkomunikasi, bergerak, dan melaksanakan pertukaran material dengan lingkungannya. Hal inilah yang mengakibatkan sel tersebut mengalami perubahan secara konstan.
Semua sel menunjukkan adanya metabolisme, yaitu proses mengambil nutrisi dari lingkungan dan mentransformasikan nutrisi tersebut menjadi material pembentuk sel yang gres dan produk buangannya. Selama dalam proses transformasi tersebut, energi disimpan dalam bentuk yang sanggup segera dimanfaatkan oleh sel untuk mendukung sintesis biomolekul penting, menyerupai polinukleotida, polisakarida, protein, dan lipid (Madigan et al. 2011).
Sifat umum yang juga dimiliki oleh sel ialah kemampuan untuk melaksanakan diferensiasi dan motilitas. Dengan motilitas ini, sel sanggup bergerak menjauhi ancaman atau kondisi yang tidak menguntungkan baginya dan mendekati sumber nutrisi yang baru. Sel yang berdiferensiasi sanggup menghasilkan sel-sel tertentu yang berfungsi dalam pertumbuhan, bergerak, ataupun pertahanan diri. Beberapa sel sanggup merespon sinyal kimia di lingkungannya, termasuk sinyal kimia yang dihasilkan oleh sel yang sama ataupun yang berbeda jenisnya. Respon terhadap sinyal ini sanggup mengakibatkan kegiatan seluler yang baru. Oleh alasannya ialah itu, sanggup dikatakan bahwa sel-sel juga mempunyai sifat untuk melaksanakan komunikasi.
Sel mikroba hidup di dalam sebuah populasi, gotong royong dengan populasi mikrob lainnya di alam. Interaksi antar populasi mikroba sanggup bersifat saling menguntungkan, netral, ataupun membahayakan. Sebagai contoh, produk sisa hasil metabolisme suatu organisme sanggup menjadi nutrisi ataupun toksin bagi kelompok organisme yang lain. Kumpulan organisme, gotong royong dengan semua komponen fisik dan kimia di lingkungan organisme tersebut membentuk sebuah ekosistem. Ekosistem mikroba yang utama ialah lingkungan perairan (samudra, danau, kolam, sungai, es, dan mata air panas), lingkungan darat (permukaan dan di bawah permukaan tanah), dan di organisme lain, menyerupai di tumbuhan dan hewan.
Kondisi lingkungan yang beraneka ragam mengakibatkan mikroorganisme menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, khususnya dalam hal metabolisme. Kemampuan metabolisme yang tinggi sanggup ditunjukkan dengan kemampuannya untuk hidup dan berkolonisasi pada habitat yang gres dan pada alhasil mendorong evolusi diversifikasi.
1. Keragaman Fisiologi Mikroba
Semua sel mikroba membutuhkan prosedur genetika untuk bereplikasi dan menyesuaikan diri terhadap banyak sekali perubahan di sekitarnya. Proses ini membutuhkan energi. Energi sanggup diperoleh melalui dua cara, yaitu melalui cahaya dan senyawa kimia. Mikroba yang mengunakan senyawa kimia sebagai sumber energinya disebut sebagai kemotrof, sedangkan mikroba yang memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi disebut fototrof.
Mikroorganisme kemotrof sanggup memakai senyawa organik ataupun anorganik sebagai sumber energi. Energi tersebut diperoleh melalui oksidasi senyawa dan disimpan di dalam senyawa kaya energi, adenosin trifosfat (ATP). Mikroorganisme yang sanggup mengoksidasi senyawa organik dari lingkungan, dengan ada ataupun tidak adanya oksigen disebut kemoorganotrof. Senyawa organik sanggup berupa glukosa, asam asetat, alkohol, dan lain-lain. Sejumlah mikroorganisme sanggup mengambil energi dari senyawa anorganik, misalnya H2S, Fe2+ amonia, dan lain-lain. Mikroorganisme ini disebut kemolitotrof. Bentuk metabolisme penghasil energi ini hanya ditemukan pada organisme prokariotik, yaitu Bakteria dan Arkea.
Mikroorganisme fototrof dicirikan dengan adanya pigmen tertentu yang memungkinkannya untuk memakai cahaya sebagai sumber energi. Organisme fototrof tidak bergantung pada senyawa kimia untuk menghasilkan energi alasannya ialah ATP dibentuk dari energi sinar matahari, yaitu melalui proses fotosintesis. Terdapat dua bentuk fototrofi pada prokariotik, yaitu fotosintesis oksigenik yang menghasilkan oksigen, contohnya pada cyanobacteria, dan fotosintesis anoksigenik yang tidak menghasilkan oksigen, contohnya pada basil ungu.
Karbon merupakan sumber nutrien utama. Oleh alasannya ialah itu, menurut sumber karbonnya, mikroorganisme sanggup dikelompokkan menjadi organisme heterotrof dan autotrof. Organisme heterotrof memanfaatkan senyawa organik sebagai sumber karbon sedangkan organisme autotrof menggunakan CO2 sebagai sumber karbonnya. Dengan demikian, mikroorganisme kemoorganotrof juga merupakan organisme heterotrof, sedangkan mikroorganisme fototrof ialah organisme autotrof. Berikut ini diperlihatkan diagram alir untuk memilih apakah suatu spesies termasuk ke dalam autotrof ataupun heterotrof (Gambar 1).
Gambar 1. Diagram alir pembagian terstruktur mengenai organisme autotrof dan heterotrof. (Wikimedia Commons) |
Mikroorganisme sanggup tumbuh dimana pun di muka bumi, contohnya di dalam air, tanah, hewan, tumbuhan, maupun pada substansi buatan manusia. Lingkungan di sekitar mikroba tersebut sering bersifat mencekam dan hanya beberapa mikrob yang sanggup bertahan di lingkungan yang ekstrim itu. Mikroorganisme yang bertahan dalam lingkungan yang ekstrim itu disebut ekstremofil. Prokariot ekstremofil sanggup ditemukan di lingkungan tercekam, contohnya sumber air panas, tempat es, perairan dengan kadar garam yang tinggi, dan lingkungan dengan pH asam atau basa. Prokariot tersebut selain toleran terhadap lingkungannya, ada juga yang membutuhkan kondisi tersebut untuk sanggup tumbuh optimal. Contoh beberapa prokariot ekstremofil diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Contoh beberapa prokariot ekstremofil
Ekstrim | Deskripsi | Spesies | Domain | Habitat | Derajat | ||
Min | Opt | Maks | |||||
Suhu | |||||||
Tinggi | Hipertermofil | Methanopyrus Kandleri | Arkea | Saluran hidrotermal bawah air | 90 °C | 106 °C | 122 °C |
Rendah | Psikrofil | Psychromonas ingrahami | Bacteria | Laut es | -12 °C | 5 °C | 10 °C |
pH | |||||||
Rendah | Asidofil | Picrophilusoshimae | Arkea | Sumber air panas, asam | -0.06 | 0.7 | 4 |
Tinggi | Alkalifil | Natronobacterium gregoryi | Arkea | Danau soda | 8.5 | 10 | 12 |
Tekanan | Barofil | Moritellayayanosii | Bakteria | Sedimen bahari dalam | 500 atm | 700 atm | >1000 atm |
Garam (NaCl) | Halofil | Halobacterium salinarium | Arkea | Saltern | 15 % | 25 % | 32 % |
Hasil perbandingan sekuen rRNA dari banyak sekali sel makhluk hidup menghasilkan tiga kelompok atau domain, yaitu Bakteria, Arkea, dan Eukarya. Bakteria dan Arkea tergolong ke dalam kelompok prokariot, sedangkan Eukarya termasuk ke dalam kelompok eukariot. Percabangan domain diduga terbentuk semenjak perkembangan komunitas organisme yang ada semenjak awal kehidupan di bumi. Semua prokariot secara genetika tidak berkerabat dekat, selain itu Arkea lebih bersahabat kekerabatannya dengan Eukarya daripada Bakteria. Pohon filogeni yang menggambarkan hubungan di antara ketiga domain tersebut diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Pohon filogeni kehidupan hasil sekuensing gen rRNA (Madigan et al. 2011) |
Bakteria merupakan domain dengan variasi yang sangat besar. Filum terbesar dari domain ini ialah Proteobakteria alasannya ialah diversitas morfologi dan fisiologinya yang sangat beragam. Sampai dengan tahun 2005, terdapat 460 genera dan 1600 spesies yang telah berhasil diidentifikasi (Hogg 2005). Anggota filum ini diantaranya prokariot tanah dan air, yang hidup di dalam tumbuhan ataupun binatang sebagai patogen ataupun non patogen. Contoh Proteobakteria ialah Nitrosomonas, basil yang terlibat dalam nitrifikasi, Acidithiobacillus, basil pengoksidasi welirang dan besi, dan Alcaligenes, basil pengoksidasi hidrogen. Escherichia coli, model organisme untuk fisiologi, biokimia dan biologi molekuler, dan basil patogen menyerupai Salmonella, Rickettsiae, dan Neisseria juga termasuk ke dalam kelompok Proteobakteria. Filum ini dibagi lagi menjadi 5 kelas, yaitu Alphaproteobacteria, Betaproteobacteria, Gammaproteobacteria, Delta-proteobacteria dan Epsilonproteobacteria (Hogg 2005). Beberapa rujukan spesies Proteobacteria diperlihatkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Proteobakteria: a. Acidithio-bacillus; b. Escherichia coli; c. Salmonella; d. Neisseria meningitidis. (WIkimedia Commons) |
Contoh filum lainnya ialah Cyanobacteria dan Spirochaeta yang juga merupakan basil Gram negatif menyerupai halnya Proteobacteria. Cyanobacteria merupakan satu-satunya kelompok prokariot yang sanggup melaksanakan fotosintesis oksigenik, sedangkan prokariot lainnya melalui fotosintesis anoksigenik. Pada awalnya, kelompok ini digolongkan ke dalam alga biru-hijau alasannya ialah kemampuan fotosintesisnya yang menyerupai mirip alga dan tanaman, walaupun ada juga yang ditemukan berwarna merah, hitam, ataupun ungu, tergantug pada pigmen yang mereka miliki. Contoh Cyanobacteria ialah Oscilatoria, Anabaena, dan Prochlorococcus (Hogg 2005). Contoh gambar Oscilatoria diperlihatkan pada Gambar 4a.
Gambar 4. Beberapa rujukan bakteri: a. Oscilatoria; b. T. pallidum; c. Clostridium difficile. (Wikimedia Commons) |
Filum Spirochaeta mempunyai ciri khas yaitu morfologinya berupa spiral dan bergerak menyerupai pembuka botol. Filum ini terdiri atas basil aerob dan anaerob yang sanggup tinggal di banyak sekali habitat, contohnya air, tanah, dan juga di dalam usus serta rongga ekspresi binatang vertebrata dan invertebrata. Beberapa spesies dari filum ini merupakan patogen terhadap manusia, contohnya Treponema pallidum penyebab sifilis dan Leptospira interrogan penyebab leptospirosis. Contoh gambar T. pallidum diperlihat-kan pada Gambar 4b.
Bakteri Gram positif dibagi menjadi menjadi dua kelompok, yaitu Firmicutes dan Actinobacteria. Bacillus, Clostridium, dan basil penghasil spora lainnya menyerupai Streptomyces termasuk ke dalam basil Gram positif. Contoh lain basil Gram positif ialah basil asam laktat yang terdapat di tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan produk-produk olahan susu maupun produk fermentasi, contohnya Lactobacillus. Mycoplasma merupakan genus basil Gram postif yang tidak mempunyai dinding sel dan genom yang sangat kecil (Madigan et al. 2011) Contoh gambar basil Gram positif diperlihatkan pada Gambar 4c.
Domain Arkea dicirikan dengan komponen dinding selnya, berbeda dengan basil yang berupa peptidoglikan, yaitu polimer dari asam N-asetilglukosamin dan N-asetilmuramat yang terikat secara β-(1,4) (Gambar 5a), melainkan berupa pseudomurein, yaitu polimer dari N-asetilglukosamin dan asam N-asetiltalosaminuronat yang terikat secara β-(1,3) (Gambar 5b). Selain itu, komponen lipid pada membran Arkea berupa isoprena bercabang yang terikat secara eter dengan gliserol. Hal ini berbeda dengan membran pada basil dan eukariot yang berupa asam lemak terikat secara ester dengan gliserol.
Gambar 5. a. Peptidoglikan pada dinding sel bakteri; b. Pseudomurein pada dinding sel arkea. |
Anggota domain Arkea banyak ditemukan di lingkungan ekstrim menyerupai jalan masuk hidrotermal bawah air dan danau garam. Beberapa termofil ekstrim ditemukan sanggup tumbuh pada suhu di atas 100 °C. selain itu, Arkea juga sanggup tumbuh tempat ekstrim asam dan basa. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Arkea mempunyai distribusi yang lebih luas, Arkea mempunyai proporsi signifikan dari biomassa basil yang ditemukan di seluruh lautan dunia dan lingkungan daratan. Ketidakmampuan mengkulturkan Arkea dalam lingkungan laboratorium menjadi penyebab tidak terdeteksinya Arkea jenis gres tersebut. Keberadaan Arkea itu hanya bisa diduga dengan memanfaatkan teknik analisis berbasis DNA (Hogg 2005).
Arkea diklasifikasikan menjadi dua filum, yaitu Euryarchaeota dan Crenarchaeota. Euryarchaeota dibagi menjadi empat subkelompok yang berbeda fisiologisnya, yaitu metanogen, halofil ekstrim, termoasidofil, dan hipertermofil. Beberapa anggota subkelompok membutuhkan gas oksigen, sedangkan anggota yang lain tidak sanggup bertahan pada ketika terpapar oksigen. Metanogen, contohnya Methanobacterium, ialah anaerob obligat. Metabolisme metanogen bersifat unik alasannya ialah energi disimpan selama menghasilkan gas metana. Sebagian besar gas alam yang ditemukan di bumi merupakan hasil dari metabolisme metanogen.
Halofil ekstrim merupakan kerabat dari metanogen, namun mempunyai ciri fisiologis yang berbeda. Halofil ekstrim membutuhkan oksigen untuk tumbuh dan membutuhkan garam (NaCl) dalam konsentrasi tinggi untuk melaksanakan metabolisme dan bereproduksi. Halobacterium salinarum sanggup melaksanakan fotosintesis yang unik dengan memakai pigmen bakteriorodopsin dan memakai ATP yang dihasilkan untuk transpor aktif ke dalam sel dengan memanfaatkan ion klorida yang tersedia.
Arkea termoasidofil, yaitu mikrob yang tumbuh optimum pada suhu tinggi dan lingkungan asam, contohnya Thermoplasma. Mikrob ini tumbuh optimal pada lingkungan bersuhu 60 – 70 °C dan pH 2. Arkea hipertermofil, yaitu mikrob yang tumbuh optimum pada suhu di atas 80 °C. Arkea ini mempunyai spesies-spesies unik dengan kemampuan metanogenesis (Methanopyrus), mereduksi sulfat (Archaeoglobus), mengoksidasi besi (Ferroglobus), dan mereduksi welirang (Pyrococcus). Sebagian besar organisme ini menggunakan CO2 untuk sintesis senyawa-senyawa organik di dalam sel. Oleh alasannya ialah itu, arkea hipertermofil termasuk autotrof.
Hampir semua anggota filum Crenarchaeota ialah termofil ekstrim yang sanggup tumbuh optimal pada suhu di atas 100 °C. Contoh organisme ini ialah Pyrolobus fumarii yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum pada 106 °C dan sanggup bertahan hidup dari panasnya suhu autoklaf, 121 °C. Crenarchaeota memakai welirang baik sebagai sumber ataupun sebagai peserta elektron (oksidasi menjadi H2SO4 atau reduksi menjadi H2S (Hogg 2005).
3. Keanekaragaman Mikroba Eukariotik
Kelompok utama mikrob eukariot ialah protista (alga dan protozoa), fungi, dan jamur lender (Gambar 6). Beberapa protista menyerupai alga merupakan organisme fototrof. Alga mempunyai kloroplas dan sanggup hidup di lingkungan yang hanya mengandung sedikit mineral, contohnya kalium, fosfor, magnesium, nitrogen, dan sulfur, air, CO2 dan cahaya. Alga tumbuh di habitat tanah dan air dan merupakan produsen utama di alam. Fungi terdiri dari jamur, kapang, dan khamir atau ragi. Fungi tidak mempunyai pigmen fotosintesis, sanggup berupa sel tunggal (khamir) ataupun filamen (kapang). Fungi ialah distributor utama dekomposer dan mendaur ulang materi organik yang terdapat di tanah dan ekosistem lainnya.
Protozoa berbeda dibandingkan dengan alga dan fungi, yaitu pada dinding selnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, bersifat motil, dan tersebar di alam di habitat perairan, ataupun sebagai patogen bagi insan dan binatang lainnya. Kapang lendir menyerupai dengan protozoa alasannya ialah mempunyai sifat motil dan tidak mempunyai dinding sel. Akan tetapi keduanya mempunyai perbedaan, yaitu filogeni dan siklus kehidupannya yang kompleks. Dalam siklus kapang lendir, sel motil bergabung membentuk struktur multiseluler yang disebut tubuh buah.
Liken merupakan struktur menyerupai daun yang ditemukan tumbuh di permukaan batuan ataupun tumbuh-tumbuhan. Liken ialah rujukan simbiosis mutualisme pada mikrob. Simbiosis ini terdiri atas fungi dan organisme fototrof, baik berupa alga, ataupun cyanobacteria. Organisme fototrof merupakan produsen primer, sedangkan fungi menyediakan tempat pertumbuhan, pinjaman dari faktor-faktor cuaca, dan sarana untuk menyerap nutrisi.
IV. KESIMPULAN
Adanya proses evolusi diversifikasi akhir kondisi lingkungan yang mengalami perubahan, terjadilah keanekaragaman sel mikroba, yang sanggup dilihat dari segi keanekaragaman fisiologi dan keanekaragaman pada sel prokariot maupun eukariot.
Keragaman fisiologi mikroba sanggup ditinjau dari:
- Berdasarkan penggunaan energi, yaitu mikrob yang memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi disebut fototrof sedangkan yang memanfaatkan senyawa kimia disebut kemotrof.
- Berdasarkan sumber karbonnya, yaitu mikrob yang memanfaatkan senyawa organik sebagai sumber karbonnya disebut heterotrof, sedangkan yang menggunakan CO2 sebagai sumber karbon disebut autotrof.
Kelompok mikroba prokariotik ialah bakteria dan arkea. Filum pada bakteria diantaranya Cyanobacteria, Spirochaeta, dan Proteobacteria. Arkea diklasifikasikan menjadi dua filum yaitu Euryarchaeota dan Crenarchaeota. Masing-masing filum tersebut mempunyai perbedaan baik dari segi fisiologi, morfologi, maupun habitatnya.
Kelompok mikroba eukariotik ialah protista (alga dan protozoa), fungi, dan jamur lendir. Beberapa protistaseperti alga merupakan organisme fototrof. Fungi tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, bersifat motil, dan tersebar di alam di habitat perairan, ataupun sebagai patogen bagi insan dan binatang lainnya.
V. DAFTAR PUSTAKA
Hogg S. 2005. Essential Microbiology. Chichester: Jown Wiley & Sons.
Madigan MT, Martinko JM, Stahl DA, Clark DP. 2011. Brock Biology of Microorganisms. Ed. ke-13. San Fransisco: Pearson Education.
Sunatmo TI. 2009. Mikrobiologi Esensial 1. Meryandini A, Wahyudi AT, Rusmana I, Mubarik NR, editor. Jakarta: Ardy Agency.
Yuwono T. 2005. Biologi Molekular. Safitri A, editor. Jakarta: Erlangga.
Anda kini sudah mengetahui tentang Makalah Keanekaragaman Sel Mikroba. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
0 Response to "Pintar Pelajaran Makalah Keanekaragaman Sel Mikroba, Fisiologi, Prokariotik, Eukariotik, Autotrof, Heterotrof"
Post a Comment