Pintar Pelajaran Transpor Pasif : Difusi Osmosis
Artikel perihal Pengertian, Mekanisme dan Proses Transpor Pasif - Transport pasif ialah pergerakan senyawa biokimia dan zat atom atau molekul lainnya melintasi membran. Tidak ibarat transpor aktif, transpor pasif tidak memerlukan energi kimia, akan tetapi terdorong oleh perbedaan konsentrasi. Perpindahan senyawa atau molekul tersebut terjadi secara impulsif dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah. Tingkat transpor pasif tergantung pada permeabilitas membran sel, dimana permeabilitas suatu membran sel tergantung pada organisasi dan karakteristik membran lipid dan protein. Empat jenis utama dari transportasi pasif ialah difusi, difusi terbantu (facilitated diffusion), filtrasi dan osmosis. (Baca : Pengangkutan Intravaskuler pada Tumbuhan)
1) Difusi
Difusi ialah gerakan suatu senyawa atau molekul dari tempat konsentrasi tinggi ke tempat dengan konsentrasi yang lebih rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Perbedaan konsentrasi antara dua tempat ini sering disebut sebagai gradien konsentrasi, dan difusi akan terus berlanjut sampai gradien ini hilang. Proses difusi sanggup dibedakan menjadi dua jenis, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu (facilitated diffusion). Difusi sederhana dan osmosis, keduanya ialah bentuk dari transpor pasif dan tidak memerlukan energi ATP sel. Transpor aktif membutuhkan energi dalam bentuk ATP, sedangkan difusi memerlukan energi tersebut. Proses ini ialah merupakan kebalikan dari transpor aktif.
Gambar 1. Proses difusi |
2) Osmosis
Osmosis ialah difusi molekul air melintasi membran selektif semipermeabel. Gerakan molekul air melalui membran semipermeabel ini berjalan dari larutan dengan konsentrasi air yang tinggi menuju larutan dengan konsentrasi air yang rendah. Artinya osmosis juga sanggup diartikan sebagai perpindahan molekul dari larutan yang kepekatannya rendah (hipotonis) menuju ke larutan yang kepekatannya tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel.
Pada gambar 2 akan dijelaskan lebih lanjut mengenai prosedur terjadinya osmosis.
a) Lubang penggalan bawah tabung berisi larutan garam ditutup dengan selaput (membran) semipermeabel.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker berisi akuades, molekul air berosmosis ke dalam tabung sehingga volume larutan dalam tabung bertambah.
b) Pada ketika tabung diletakkan pada gelas beker berisi akuades, maka molekul air akan berosmosis ke dalam tabung dan menciptakan volume larutan di dalam tabung bertambah.
c) Pada ketika tekanan berat dari akuades telah mengimbangi tekanan osmotik maka larutan akan berhenti naik.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker berisi akuades, molekul air berosmosis ke dalam tabung sehingga volume larutan dalam tabung bertambah.
b) Pada ketika tabung diletakkan pada gelas beker berisi akuades, maka molekul air akan berosmosis ke dalam tabung dan menciptakan volume larutan di dalam tabung bertambah.
c) Pada ketika tekanan berat dari akuades telah mengimbangi tekanan osmotik maka larutan akan berhenti naik.
Gambar 2. Proses osmosis |
Bagaimanakah terjadinya proses osmosis?
Osmosis terjadi di dalam sel apabila konsentrasi larutan di dalam sel tinggi, sehingga air akan masuk ke dalam sel dan mengakibatkan terjadinya endosmosis. Pada ketika endosmosis terjadi, penggalan dalam sel bertekanan tinggi sehingga sanggup menciptakan sel menjadi pecah (lisis) lantaran membran plasma sel yang rusak. Sebaliknya, jikalau konsentrasi larutan di luar sel tinggi, maka air dalam sel akan keluar dan mengakibatkan terjadinya eksosmosis. Eksosmosis pada sel binatang sanggup menjadikan pengkerutan sel yang biasa disebut dengan krenasi, sedangkan pada tumbuhan akan mengakibatkan lepasnya membran dari dinding sel, hal ini disebut dengan plasmolisis. Lihat Gambar 3.
Gambar 3. Osmosis pada sel binatang dan sel tumbuhan |
Setelah anda melihat gambar, sanggup disimpulkan bahwa sel binatang sanggup mengalami lisis (pecah) jikalau larutan yang berada di luar sel bersifat hipotonik. Sebaliknya, pada ketika larutan di luar sel binatang bersifat hipertonik, maka sel binatang akan akan mengalami krenasi. Coba anda lihat tumpuan gambar di bawah, gambar dibawah ialah gambar mengenai terjadinya krenasi pada sel darah merah. Coba anda perhatikan sel darah merah pada gambar 4, apakah ada perbedaan?
Gambar 4. Kondisi sel darah merah dalam banyak sekali larutan. (a) larutan hipertonik (b) larutan isotonik (c) larutan hipotonik |
Apabila sel darah merah diletakkan di dalam air laut, maka cairan di dalam sel akan keluar secara osmosis sehingga sel darah merah mengalami pengkerutan (krenasi). Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya konsentrasi molekul air pada air bahari bila dibandingkan dengan molekul air pada sitoplasma sel darah merah. Lihat Gambar 4 (a).
Apabila sel darah merah diletakkan di dalam larutan yang mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi sitoplasma sel darah merah, maka sel darah tidak akan kehilangan atau mendapat suplemen air melalui osmosis. Lihat Gambar 4 (b).
Apabila sel darah merah diletakkan di dalam larutan air murni (100 %) maka molekul air di luar sel akan berosmosis menuju ke dalam sel. Hal ini terjadi lantaran terdapat konsentrasi air (100 %) yang lebih tinggi di luar sel, dimana larutan ini bersifat hipotonik terhadap sitoplasma sel darah. Membran sel darah merah akan menjadi ringkih lantaran tidak besar lengan berkuasa untuk menahan peningktan tekanan yang terjadi di dalam sel. Sehingga sel darah tersebut akan mengembang dan pecah (hemolisis). Lihat Gambar 4 (c).
Anda telah mengetahui proses terjadinya Transpor Pasif. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
Referensi :
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
0 Response to "Pintar Pelajaran Transpor Pasif : Difusi Osmosis"
Post a Comment