Pintar Pelajaran Teh Hitam, Dinding Arteri Koronaria, Diet Tinggi Lemak : Artikel Dan Makalah
Artikel dan Makalah tentang Teh Hitam, Dinding Arteri Koronaria, Diet Tinggi Lemak - Teh hitam mengandung beberapa kandungan organik, diantaranya memberikan laba medis dan kesehatan. Selain protein dan karbohidrat, teh juga mengandung substansi polifenol. Senyawa ini mempunyai acara biologis yang unik dan diperkirakan mempunyai imbas terhadap kesehatan1,2. Flavanoid yang merupakan komponen polifenol sering ditemukan di dalam berbagai jenis tumbuhan mempunyai imbas antioksidan secara in vitro dan ex vivo serta mempunyai imbas menurunkan kolesterol pada insan maupun hewan. Menurut Wiseman, beberapa studi epidemiologi mengambarkan korelasi antara konsumsi teh hitam atau flavonoid dengan resiko penyakit jantung3.
PENGARUH TEH HITAM (CAMELLIA SINENSIS (L.)O.K.) TERHADAP
KETEBALAN DINDING ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (RATTUS
NORVEGICUS) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
A. Ekawati, D. D. Andriyani, I. S. Rukmini, L. Indriani
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
ABSTRAK
Teh hitam merupakan sumber flavonoid yang mempunyai imbas anti oksidan yang kuat. Beberapa antioksidan memperlihatkan peningkatan fungsi endotel dan penghambatan LDL oksidasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui imbas teh hitam terhadap peningkatan ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih setelah pemberian diet tinggi lemak. Penelitian ini memakai metode randomized control trial terhadap 35 ekor tikus putih yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I, tidak diberi diet tinggi lemak ataupun seduhan teh hitam. Kelompok II diberi diet tinggi lemak tetapi tidak diberi seduhan teh hitam. Kelompok III, IV, dan V diberi diet tinggi lemak dan teh hitam dengan takaran berturut-turut 2,5%, 5%, dan 10% sebanyak 2 ml 2 kali sehari. Data penelitian yang diambil berupa rata-rata rasio tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R). Pada simpulan penelitian diperoleh rasio T/R kelompok I (0,49± 0,13), kelompok II (0,69±0,21), kelompok III (0,58 ± 0,19), kelompok IV (0,51 ± 0,14), dan kelompok V (0,50± 0,18). Dari analisis post hoc test sanggup diketahui bahwa kelompok IV (0,51 ± 0,14) dan kelompok V (0,50± 0,18) mempunyai rasio T/R yang tidak berbeda secara bermakna (p>0,05) dengan kelompok I (0,49± 0,13), sedangkan kelompok II (0,69±0,21) dan kelompok III (0,58± 0,19) berbeda bermakna secara statistik (p<0,05) dengan kelompok I (0,49± 0,13). Disimpulkan bahwa derma teh hitam besar lengan berkuasa terhadap ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih.
Kata Kunci: Teh Hitam, Flavonoid, Antioksidan, Dinding arteri koronaria, Arterosklerosis
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di dunia, yaitu sepertiga dari seluruh kematian total di dunia. Sekitar 85% dari kematian akibat penyakit kardiovaskuler tersebut terjadi di negara-negara miskin atau di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di Asia Tenggara total kematian akhir penyakit kardiovaskuler pada tahun 1999 yaitu 3,797 juta jiwa, dan 1,972 juta jiwa dari kematian tersebut disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK)4.
PJK sanggup disebabkan oleh arterosklerosis yang merupakan penebalan pada dinding arteri koronaria. Keadaan tersebut ditandai oleh pembentukan bercak jaringan ikat-lemak dalam tunika intima yang ditunjukkan oleh adanya gumpalan di bagian tengah yang kaya akan lemak, dan menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah5.
Salah satu faktor resiko terjadinya arterosklerosis yaitu hiperlipidemia akibat mengkonsumsi lemak jenuh dan kolesterol dari materi masakan hewani. Berbagai upaya telah ditempuh untuk menanggulangi problem tingginya kadar kolesterol dalam darah, dan salah satu caranya yaitu dengan mengurangi dan menghindari konsumsi lemak jenuh dan kolesterol, atau dengan mengupayakanbahan masakan penggantinya yang kondusif bagi kesehatan6. Apabila upaya pencegahan dengan pengaturan diet tidak bisa menurunkan kadar kolesterol, maka sanggup dilakukan terapi dengan intervensi bahan-bahan obat biar kadar kolesterol yang terlanjur tinggi tersebut sanggup turun ke nilai normal, atau setidaknyatidak berlanjut ke aterom7.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan imbas teh hitam (Camellia sinensis (L.) O.K.) terhadap penebalan dinding arteri koronaria akhir pemberian diet tinggi lemak pada tikus putih (Rattus norvegicus).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai metode randomize control trial terhadap 35 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina, galur Wistar murni, berumur 2 bulan, berat tubuh berkisar 95 – 110 gram, yang diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Coba (UPHP) UGM.
Sebelum penelitian binatang coba diadaptasikan di sangkar UPHP selama 3 hari. Ketiga puluh lima binatang coba tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok I, tidak diberi diet tinggi lemak ataupun seduhan teh hitam.
Kelompok II diberi diet tinggi lemak tetapi tidak diberi seduhan teh hitam. Kelompok III, IV, dan V diberi diet tinggi lemak dan teh hitam dengan dosis berturut-turut 2,5%, 5%, dan 10% sebanyak 2 ml 2 kali sehari. Diet tinggi lemak AIN-93 diberikan selama 7 hari kemudian dilanjutkan derma diet standar dan pemberian seduhan teh hitam sesuai takaran masing-masing selama 30 hari. Teh diperoleh dari fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Pengukuran darah dilakukan pada 3 titik waktu: (1) awal penelitian; (2) sehabis derma diet tinggi lemak; (3) sehabis derma seduhan teh hitam.
Pengukuran data dilakukan sehabis 37 hari perlakuan. Hewan coba dibedah untuk diambil dan diamati arteri koronaria yang terletak antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Hewan coba dikorbankan dengan cara dekapitasi, lantaran penggunaan eter sanggup menurunkan tonus otot polos pembuluh darah, sehingga mempengaruhi gambaran mikroanatominya. Selanjutnya jantung diambil dan difiksasi dengan larutan Formalin 10% kemudian dipotong 3 mm di distal perbatasan atrium dan ventrikel.
Pembuatan preparat mikroskopis dengan cara memotong jantung yang telah difiksasi kemudian diambil untuk dibentuk preparat mikroskopis sesuai dengan prosedur dan diwarnai dengan pengecatan HE. Data penelitian yang diambil berupa rata-rata rasio tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R). Data yang diperoleh dianalisis memakai one way anova dengan post Hoc Test. Signifikansi diterima jikalau p<0,05.
Analisis biokimia dilakukan sebagai penunjang untuk menujukkan gambaran kadar kolesterol dalam darah selama perlakuan terhadap tikus putih. Kolesterol total diukur dengan metode CHOD-PAP, kemudian dianalisis menggunakan one way anova dengan post hoc test.
HASIL
Seluruh binatang coba bisa menuntaskan semua tahap penelitian. Rasio rata-rata tebal dinding arteri koronaria terhadap jari-jari arteri koronaria (T/R) dapat dilihat pada tabel 1 serta gambar 1.
Tabel 1. Rasio rata-rata tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R)
Kelompok | Rata-rata T/R ± SD |
I | 0,49 ± 0,13 |
II | 0,69 ± 0,21 |
III | 0,58 ± 0,18 |
IV | 0,51 ± 0,14 |
V | 0,50 ± 0,18 |
Gambar 1. Grafik rasio rata-rata tebal dindng terhadap jari-jari arteri (T/R). |
Dari analisis Post Hoc Test diketahui bahwa kelompok IV dan kelompok V mempunyai rasio T/R yang tidak berbeda bermakna dengan kelompok I, sedangkan kelompok II dan kelompok III berbeda bermakna dengan kelompok I. Hasil investigasi kadar kolesterol pada 3 titik investigasi selama penelitian dapat dilihat pada tabel 2. Analisis statistik one way anova memperlihatkan bahwa pada pemeriksaan pertama, yaitu sebelum derma diet tinggi lemak (sebelum perlakuan) kadar kolesterol semua kelompok tidak berbeda bermakna. Pada investigasi kedua, setelah 7 hari derma diet tinggi lemak, kadar kolesterol darah kelompok II, III, IV dan V mengalami peningkatan dan berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok I. Pada investigasi ketiga terjadi penurunan kadar kolesterol pada kelompok III, IV dan V secara bermakna.
Tabel 2. Rerata kadar kolesterol total dalam mg/dL
Pemeriksaan ke - | Kelompok | ||||
I | II | III | IV | V | |
1 | 98.11 ± 1.49 | 98.94± 0.92 | 98.46 ± 1.30 | 98.94 ± 4.17 | 99.53 ± 1.05 |
2 | 98.77 ± 1.34 | 201.06 ± 2.21 | 201.10± 3.55 | 203.19 ± 4.18 | 203.18 ±3.66 |
3 | 100.83 ± 1.79 | 199.05 ± 1.88 | 172.73± 5.00 | 137.80 ± 4.39 | 106.26 ±3.36 |
Gambar 2. Gambaran penampang melintang arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus) |
DISKUSI
Keadaan hiperlipidemi sanggup menyebabkan penumpukan kolesterol dan ester kolesterol dari lipoprotein yang mengandung Apo B-100 pada jaringan ikat dinding arteri koronaria. Keadaan ini memudahkan terjadinya jejas endotel akhir radikal bebas yang dihasilkan dari auto-oksidasi lipid darah8. Jejas endotel ini akan memacu monosit untuk bermigrasi ke lapisan subendotel dari pembuluh darah arteri koronaria dan menginduksi sekresi growth factor dari endotel (PDGF). Di lapisan subendotelium tersebut monosit yang sudah berdeferensiasi menjadi makrofag memfagositosis kolesterol yang ada dalam lapisan tersebut, dan terbentuklah foam cells. Makrofag tersebut juga akan merusak endotel sehingga memacu timbulnya agregasi platelet. Akibat dari sekresi growth factor dan agregasi platelet memacu proliferasi endotel, sehingga terjadi penonjolan dinding ke arah lumen9.
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang memperlihatkan adanya penghambatan penebalan dinding arteri koronaria akhir tingginya kadar kolesterol dalam darah oleh kandungan antioksidan dalam teh hitam. Hal ini sesuai dengan mekanisme peningkatan fungsi endotel serta penghambatan LDL oksidasi yang sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya perihal fungsi antioksidan.
Dalam teh hitam terkandung antioksidan yang berdasarkan beberapa penelitian antioksidan ditengarai bisa mencegah terjadinya lesi aterosklerosis. Antioksidan tersebut yaitu katekin yang termasuk golongan polifenol10. Banyak penelitian mengenai efek antioksidan polifenol. Secara in vitro, katekin teh yaitu antioksidan kuat dengan kemampuan untuk membersihkan radikal bebas bersumber dari oksigen termasuk OH-reaktif2. Senyawa ini efisien membersihkan peroksidan menyerupai H2O2 (hidrogen peroksida), SOR (superoxide anion radical), dan askorbil radikal11.
Hasil penelitian Kaul dan Khanduja menemukan bahwa polifenol menghambat produksi SOR (superoxide anion radical) yang diinduksi BPO (benzoil peroxide). Penghambatan XO (xantin oxidase) juga sanggup dilakukan oleh EGCG. Enzim ini banyak terdapat di hepar yang berperan memproduksi asam urat dan ROS (reactive oxygenase) selama katabolisme purin12.
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Middleton dan Kandaswami, dikemukakan beberapa mekanisme kerja polifenol (terutama katekin) antara lain : Katekin mencegah LDL dari kerusakan akhir oksidasi baik melalui kemampuannnya mengkhelat logam; menghambat radikal bebas; maupun dengan cara mendaur-ulang antioksidan lain seperti vitamin E13.
Selain sebagai antioksidan, katekin juga sanggup menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida. Mekanisme penurunan tersebut yaitu dengan cara meningkatkan VLDL dan IDL meningkat. Kadar kolesterol HDL meningkat secara tidak eksklusif akibat menurunnya kadar trigliserida VLDL atau lantaran meningkatnya produksi apo AI dan apo AII. Efek penurunan kolesterol LDL diduga bekerjasama dengan meningkatnya bersihan VLDL dan IDL dalam hati sehingga produksi LDL menurun14.
Selain mengandung katekin, teh hitam juga mengandung resin. Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam akses cerna atau dengan kata lain mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid dalam tinja meningkat. Penurunan kadar empedu lantaran derma resin akan menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin, maka kolesterol yang diabsorbsi lewat akses cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan penurunan kolesterol dalam hati. Selanjutnya penurunan kolesterol dalam hati akan akan menyebabkan dua hal, yaitu: meningkatnya reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya HMG CoA reduktase. Dari sini tampak pula bahwa imbas resin tergantung kemampuan sel hati dalam meningkatkan reseptor LDL fungsional untuk menangkap LDL sirkulasi14 .
Antioksidan flavonoid dalam teh hitam bisa mencegah stres oksidasi yang disebabkan LDL teroksidasi, sementara resin dan katekin bisa mengurangi kadar lipid darah. Kedua hal tersebut gotong royong mencegah pembentukan plak aterom sehingga penebalan dinding arteri tidak terjadi.
KESIMPULAN
Pemberian seduhan teh hitam sebanyak 4 ml per hari selama 30 hari besar lengan berkuasa terhadap ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih (Rattus norvegicus). Pada takaran 5 % dan 10 % teh hitam bisa menurunkan ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih hingga tidak berbeda bermakna dengan kelompok yang tidak diberi diet tinggi lemak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Beecher, G.R., Warden, B.A., and Merken, H. 1999. Analysis of Tea Polyphenols. PSEBM, Vol 220
2. Gunawijaya, F.A. 1996. Penentuan LD-50 Ekstrak Teh Hijau pada Mencit Strain C3H. Majalah Ilmiah FK USAKTI, Vol 15 : 4. International Limited. 4TH Ed. New Zealand
3. Davies et al. 2003. Black Tea Consumption Reduces Total and LDL Cholesterol in Mildly Hypercholesterolemic Adults, Vol. 0022:3166. American Society for Nutritional Sciences
4. World Health Organization. 2002. Integrated Management of Cardiovascular Risk. Health and Development Network. France
5. Petch, Michael. 1991. Penyakit Jantung. Penerbit Arcan. Jakarta : 33-44
6. Saidin, Muhammad. 1999. Kandungan Kolesterol dalam Berbagai Bahan Makanan Hewani Vol. 27 No. Buletin Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan. Jakarta : 224-230
7. Kusmana, D. 1997. Penyakit Jantung Koroner Penyebab Kematian Utama. Berita Ikatan Dokter Indonesia. Kusmana, D. 1997, Penyakit Jantung Koroner Penyebab Kematian Utama. Berita Ikatan Dokter Indonesia. Yayasan penerbit IDI. 16:4. Jakarta
8. Mayes, P.A., Murray R.K., Granner D.K., dan Rodwell V.W. 1997. Biokimia Harper. EGC. Jakarta
9. Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistemik. Edisi 2. EGC. Jakarta
10. Dreosti, I.E. 1996. Bioacktive Ingredients : Antioxidants and Polyphenols in Tea. Nutrition Reviews, Vol. 54 (11) : 551-558. EGC. Ed. 24. Jakarta. FK-UI. Ed. 4. Jakarta
11. Merken, H.M., and Beecher, G.R. Measurement of Food Flavonoids by High Performance Liquid Chromatography : A Review. Journal of Agricultural and Food Chemistry, Vol 48 (3) : 577-599
12. Aucamp, J., Gaspar, A., Hara, Y., and Apostolides, Z. 1997. Inhibition of Xanthine Oxidase by Catechine from Tea (Camellia sinensis). Anticancer, 17(60) : 4381-4385
13. Anderson, J. W., Smith, B. M., and Washnock, C. S. 2001. Cardiovasculer and Renal Benefit of Dry Soybean Intake. Am J Clin Nutr 70:464-474
14. Suyatna F.D, S.K. dan Tony Handoko. 1995. Hipolipidemik dalam Farmakologi dan Terapi FK UI. FK UI. Jakarta
Anda kini sudah mengetahui Artikel dan Makalah mengenai Teh Hitam, Dinding Arteri Koronaria, dan Diet Tinggi Lemak. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
0 Response to "Pintar Pelajaran Teh Hitam, Dinding Arteri Koronaria, Diet Tinggi Lemak : Artikel Dan Makalah"
Post a Comment